Masih terekam jelas diingatanku, yang pada saat itu aku
dan ke-empat temanku tepat satu hari setelah Ujian Nasional (UN) tingkat SMA
selesai, kami memutuskan untuk berhijrah ke kota Medan yang dianggap lebih
modern daripada kota kecil tempat kami tinggal. Kelima siswa/I yang belum tentu
lulus UN itu sudah mulai berfikir untuk menata masa depan yang lebih baik. Entah
apa yang ada dibenak mereka, entah keberanian dan semangat dari mana yang
mereka dapatkan, yang mereka tau tiada usaha yang berakhir sia-sia . . .
Semua perjuangan kami mulai da ri sini, aku dan salah
seorang temanku memutuskan untuk melanjutkan kuliah. Walaupun pada saat itu aku
belum tau harus mendapatkan biaya dari mana, aku hanya ingin kuliah walaupun
pada akhirnya aku harus berhenti ditengah jalan karena biaya, aku tetap tidak
peduli! Setidaknya aku pernah merasakan menjadi seorang Mahasiswa.
Aku masih tetap bersyukur, mesti semua nya menentang
namun aku memiliki penyemangat yg luar biasa yaitu bundaku, bunda akhirnya
percaya terhadap kemauanku. Aku memang tidak terlalu cerdas namun aku mau.
Karena aku yakin yang terpenting adalah kita mau atau tidak? Walaupun aku sudah
memikirkan semua nya pasti tidak akan mudah. Semua kesedihan-kesedihan selama
aku menjadi Mahasiswi sudah dapat terlihat diawal.
Namun keinginan bundaku harus kuliah di Universitas
Negeri dengan notabene biaya yang lebih murah dan dari informasi yang aku
dapatkan pada waktu itu, bahwa untuk masuk ke Universitas Negeri harus melalui
seleksi dan dengan background SMK aku merasa ilmu ku tidak cukup untuk
menghadapinya. Maka aku memilih untuk ikut bimbingan belajar intensif yang
paling murah pada saat itu dan aku harus menguras semua tabunganku selama ini
untuk biaya bimbel selama 2 bulan. Habislah sudah semua tabunganku, dan untuk
kedepannya? Entahlah yang aku tau setiap ada kemauan pasti ada jalan.
Semua suka dan duka kami lalui bersama. Aku dan salah
seorang temanku mengikuti bimbingan belajar intensif dan ketiga teman lainnya mencari kerja.
Sungguh sangat lucu rasanya jika diingat-ingat demi menghemat biaya kami rela
jalan kaki dari kosan sampai ketempat bimbel setiap hari. Padahal jika sekarang
diingat ternyata jaraknya sangatlah jauh. Tapi kami sangat menikmatinya pada
saat itu, berjalan ditengah panasnya matahari, sambil membaca dan mengingat
materi yang baru kami pelajari. Hal yang lebih lucu lagi dilakukan oleh ketiga
temanku yang mencari kerja. Mulai dari jadi sales, sampai ke karyawan rumah
makan dan akhirnya satu per satu kami berpisah.
Aku ingat sekali, saat itu ujian masuk pertamaku. Dan
pilihanku adalah Manajemen USU, Sastra Jepang USU, dan Pendidikan Geografi UNP.
lalu tibalah saat pengumuman ujian, aku TIDAK LULUS. Aku sadar dengan ilmu yang
aku punya pada saat itu, ternyata sangat tidak ada apa-apanya. Sedih? Yah
pasti, karena aku telah membuat bundaku kecewa. Biaya bimbel yang bagiku sangat
mahal itu menjadi beban kalau sampai aku tidak lulus. Karena untukku tidak
lulus berarti tidak kuliah . . .
Namun aku harus bangkit, ujian masuk pergurun tinggi
negeri bukan hannya itu, informasi yang aku dapatkan bahwa seleksi nasional
berpeluang lebih besar. Dan aku mempunyai semangat lagi. Ikut seleksi dengan
pilihan universitas yang lebih rendah dari yg kemaren. Allahu Akbar,
Alhamdulillah ya Allah aku lulus Manajemen UNIMED. Kebahagiaan yg luar biasa,
aku merasa tidak pernah sebahagia ini. Bukan lulus di universitas mana yg penting,
karena yg paling membuat bahagiaku pada saat itu adalah aku bisa kuliah dan
sebentar lagi aku jadi seorang Mahasiswi. Mulai saat itu aku sangat yakin,
bahwa Tuhan akan memberi jalan kepada hambanya yg memiliki niat.
Seperti yang ku bayangkan, sulit sangat sulit sampai
terkadang ingin rasanya menyerah, Astaghfirullah. Aku gak bole nyerah, aku
kuat, aku dilahirkan untuk membantu menaikkan derajat keluargaku. Hanya itu
kata-kata penghiburku. Walaupun adik-adikku ada yg gagal, aku harus bisa
menyelamatkan yg lainnya. Mengingat perjuangan bundaku, aku bangkit kembali.
Aku seperti mendapatkan kekuatan yg luar biasa setelah mengingatnya. Karena
bunda selalu bilang, Cuma kakak harapan bunda…
Semakin lama semakin sulit rasanya jika harus
mengharapkan bunda, aku tidak boleh tinggal diam. Aku harus membantu bunda, dan
akhirnya lagi-lagi aku diberi jalan. Walaupun Cuma sesekali aku mendapatkan
pekerjaan selama kuliah, casual hotel, karyawan rumah makan, restaurant
Thailand, restaurant china, sampai ke cinema. Cuman karyawan bawahan, namun
sangat membantu biaya kuliahku apalagi pas diakhir masa perkuliahan yg sangat
membutuhkan banyak biaya untuk penyusunan skripsi sampai wisuda
Ada satu keadaan yang sangat menyedihkan ketika masa
kuliah, kesalahan terfatal yang aku buat. Yang buat target tidak tercapai dan
membuat bunda kecewa. Pada saat itu tiba waktu pembayaran uang kuliah, seperti
biasa aku selalu bayar dipenghujung waktu. Tidak pernah terbayangkan oleh ku
bisa sefatal ini. Bunda sudah mentransfer uang 2 hari sebelum penutupan
pembayaran. Karena sibuk kerja, yg pada saat itu akan imlek. Pada saat 1 hari
sebelum penutupan, aku sudah mengantri dibank untuk pembayaran. Namun karena
takut terlambat masuk kerja, aku langsung keluar dari bank yg pada saat itu sangat
ramai oleh mahasiswa2 yg mau membayar juga dan berfikir besok kan masih ada
waktu. Aku langsung menuju hotel tempat aku kerja, karena pada saat itu ada
event besar imlek. Bodohnya diriku, yg
tidak sadar bahwa besok adalah tanggal merah imlek. Yang artinya bank
tutup dan aku tidak bisa membayarnya. Kenyataan aku tidak membayar uang kuliah
berarti aku dianggap cuti selama satu semester. Cuti disemester akhir membuat
jadwal wisuda ku tertunda karena aku tidak boleh ikut sidang. Sedih? Sudah
pasti teman, saat itu aku merasa bahwa aku benar-benar bodoh, karena target yg
tertulis di dinding kamar tidak tercapai. Apalagi aku membuat bunda ku menjadi
sangat-sangat kecewa, sebodoh inikah diriku? Namun aku tidak boleh berlarut,
aku harus segera bangkit. Waktu luang ku selama cuti kuliah kupergunakan untuk
menyelesaikan skripsi yg tertunda sembari bekerja. Aku harus sibuk, aku tidak
bole hanya diam. Karena bunda selalu sibuk bekerja untuk biaya pendidikanku
Perjalanan empat tahun berasa sangat panjang jikalau aku
mengingat semua kesedihan dan kesulitan yang aku hadapi selama menjadi seorang
mahasiswi, namun berasa sangat cepat jika aku mengingat semua masa indahnya.
Mereka mewarnai hidupku selama 4 tahun, pak motivator junong yang selalu
menghina ku namun motivasi dan semangatnya luar biasa. Mawar & lusi sahabat
terindahku yang selalu menjadi tempat bagi kelelahan dan kesedihankku.
Teman-teman Manajemen 2010 yg luar biasa terima kasih telah menjadi saudaraku.
Nina sahabat terbaikku sekaligus tempat curhatku. Sumik, khay, rahmi, desi,
agus teman-teman seperjuangan dalam penyelesaian skripsiku.
Hari ini sungguh tak terbayangkan olehku, bisa menjadi
salah satu dari ribuan peserta wisuda dikampusku. Teringat semua
keadaan-keadaan sulit yang menimpaku dan keluargaku, rasanya sangat tidak
mungkin hingga sejauh ini. Aku teringat dulu ketika aku ingin kuliah, begitu
banyak celotehan orang-orang terhadapku. Diremehkan dan direndahkan bagiku
bukan penghalang untuk maju kedepan. Aku akan membuktikan bahwa aku bias
mewujudkan semua mimpi-mimpi ku. Kemiskinan bukan penghalang bagi seorang yang
ingin maju, jangan pernah menjengkali bahkan meremehkan orang, karena ketika
mereka mau maka mereka akan bersungguh-sungguh mendapatkannya. Biarkan mereka
dengan mimpi-mimpinya, entah itu terwujud atau pun tidak adalah hak setiap
orang untuk menjadi yang mereka mau. Tuhan melihat hamba-Nya yg sungguh-sungguh
dan tidak akan membiarkannya sendiri, Tuhan selalu disampingnya untuk menemani
dan membantu jika ia sudah tidak sanggup lagi. Biarkan dia melakukan yg
semampunya, selebihnya Tuhan yang akan menyelesaikan.
Tiada yang lebih indah dari rasa syukurku pada Mu ya
Rabb, atas kehidupan terindah yang Engkau anugerahkan untukku ini. Hidup ini
sangat indah dan aku sangat menikmatinya. Untuk bunda, terima kasih atas kasih
sayang sepanjang masa, aku takkan mungkin bisa melakukannya sendiri. Selamanya
aku tetap membutuhkan mu untuk berada disisiku. Nenek & olot terima kasih
yang tak terhingga, terima kasih telah menyayangiku dan merawatku. Terima kasih
telah mendidikku sampai aku menjadi seorang gadis yg benar-benar kuat. Buat
ayah, selamanya aku akan tetap merindukanmu dan aku mohon jangan pernah
melupakanku. Buat malaikatku, Bg dede terima kasih atas semua bantuannya, semua
tak akan semudah ini jika tanpamu. Buat adik-adikku tercinta terima kasih
support nya, aku sayang kalian semua.
Hidup ini yang terpenting adalah bagaimana cara kita
mengartikan Nikmat Tuhan. Walaupun terkadang berasa sangat sakit dan kita
adalah satu-satunya orang yg mengalaminya, kita tidak boleh menyerah, berfikir positiflah
dalam menanggapi segala sesuatu, karena sesuatu terjadi untuk sebuah alasan,
kesedihan mu adalah alasan untuk kebahagiaan mu yg tertunda. Setiap kegelapan
akan diakhiri dengan cahaya, dan setiap tindakan pasti akan menentukan
hasil. Allah Maha Pengasih, maka
mintalah. Apapun itu!
Cerita ini ku buat disela-sela waktu kerja ku sebagai
rasa syukur dan terima kasih yang amat teramat dalam atas gelar sarjana yg aku
dapatkan. Semoga memotivasi yg membaca,