Oleh Puput Pratiwi
Keluarga utuh merupakan keinginan
setiap orang, namun bisakah kita memintanya? Tentu tidak teman, itu sebabnya
aku membantah yang orang bilang bahwa Hidup adalah Pilihan. Bagiku hidup bukan
pilihan karena bahkan saat kita terlahir sekalipun kita tidak bisa memilih akan
terlahir dari keluarga yang bagaimana. Bagiku Hidup adalah bagaimana kita
menjalani sesuatu yang sudah ditakdirkan untuk kita. Jika hidup itu pilihan,
yah walaupun dengan keadaan yang sama dimana aku terlahir tanpa ayah, namun aku
bisa memilih ayahku pergi karena apa. Mungkin aku bakal memilih terlahir tanpa
ayah karena sejak sebelum kelahiranku ayah sudah menghadap-Nya, yah walaupun
keadaanya sama namun aku tetap punya keluarga lengkap yaitu keluarga dari ibu
dan keluarga dari ayah, Kakek-nenek dari ibu dan kakek-nenek dari ayah. Tapi
lagi-lagi aku harus sadar bahwa hidup ini bukan pilihan. Aku harus sadar bahwa
yang aku punya hanya ibu, kakek-nenek dari ibu, dan keluarga ibu.
Bagaimanapun
juga aku harus tetap menjalani kehidupan yang panjang ini. Walau tanpa ayah dan
keluarga ayah, aku yakin aku bisa, Karena Allah SWT tidak akan memberikan
cobaan diluar batas kemampuan umat-Nya. Aku yakin aku dilahirkan untuk menjadi
sesosok gadis yang kuat, yang bisa hidup tanpa ayah, yang bisa membuat ibu
bangga suatu hari nanti. Hanya hal tersebut yang dapat menghiburku saat ini,
cita-cita untuk membuat ibu bangga.
Jika ditanya tentang keluarga, aku bingung, namun
bukan karena aku mallu menceritakannya sungguh aku tak pernah mallu. Aku hanya
bingung memulainya dari mana, terlalu ribet untuk dijelaskan dan ceritanya juga
terlalu panjang. Persis seperti pertanyaan kebanyakan orang jika baru
mengenalku, kamu berapa bersaudara put? langsung ku jawab, kami 6 bersaudara,
banyak ya J.
Trus pertanyaan berlanjut, ayah kamu kerja apa? Jawabanku juga berlanjut, ayah
tiriku dimalysia sama ibuku. Lantas ayah kandungmu? Aku langsung tersenyum dan
menceritakan semuanya. Bukan karena aku mengharap belas kasihan sungguh bukan
itu maksduku, aku hanya ingin orang-orang tau siapa aku, karena untuk menjadi
temanku berarti seseorang itu harus tau siapa aku kelak agar ia mengerti
bagaimana seharusnya ia bersikap denganku.
Gak cukup sampai disitu, terlahir dengan ayah yang
tidak bertanggung jawab ternyata Allah SWT juga member cobaan dengan
memberikanku ayah tiri yang tidak bertanggung jawab juga. Yah kedua ayah tiriku
sama seperti ayah kandungku, bedanya mereka hanya karena ayah tiriku tidak
separah ayah kandungku yang meninggalkan
anaknya begitu saja. Semua beban ditanggung oleh ibu, itu sebabnya aku masih
sangat bersyukur karena aku diberikan ibu sehebat ibuku. Aku juga tidak tau apa
salah ibu sampai harus menerima semua penderitaan ini. Bukankah jodoh adalah
cerminan dari diri kita sendiri namun mengapa ibu mendapatkan jodoh seperti
mereka. Yang aku kenal ibuku adalah sosok yang baik, mungkin karena ibu salah
memilih.
Hidup dalam kesederhanaan membuatku sadar bahwa
sebenarnya aku bukan siapa-siapa. Dari penghinaan sampai belas kasihan sering
aku dapatkan, namun hal itu menjadi motivasi tersendiri bagiku, mungkin
sekarang aku memang bukan siapa-siapa dan mungkin juga penghinaan mereka benar
adanya. Namun sebenarnya aku sangat tidak suka dikasihani, aku ingin dianggap
hidup wajar seperti mereka. Semoga suatu hari nanti aku bias menjadi
siapa-siapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar