Galery

Minggu, 16 Maret 2014

Impian Keliling Dunia dimulai dari Malaysia

Meskipun kami bukan anak yang terlahir dari keluarga yang berada, namun kami memiliki mimpi yang mungkin sebagian orang menganggapnya sombong, gak tau diri, meninggi, ato apalah itu. Kami bangga karena kami gak pernah peduli sama kata orang, terserah orang mw bilang apa, terserah orang nganggapnya apa, karena kami bahagia sama mimpi-mimpi itu.
Sebenernya tahun ini aku punya target ke jawa, pengen ke Jakarta liat monas, gedung putih Negara, ancol, terus ke Bandung liat kebun teh, jalan-jalan ke puncak,dan yang paling pentingnya lagi ke jogja. Satu ini nih tujuanku ke jawa yah jogja, iyah YOGYAKARTA. Liat apa ya di jogja? Apa aja deh, gatau kenapa hasyrat ini selalu ingin pergi kesana. Mungkin karena jawa yang sesungguhnya itu dijogja kali ya, ato mungkin karena jodohku ada disana?? Walah makin ngawur aja nih ngomongnya.
Ternyata nyarik tiket promo ke jogja itu susah banget, wajarlah kan masih mahasiswi. Kerja juga masih sambil-sambilan. Jadi segala keinginan harus di-skip dulu. Trus tiba-tiba temenku yang aneh satu ini nawarin ke Malaysia karena ada tiket promo Rp 440 ribu. Gilaaaa,, murah banget kann??? Itu yang saat itu kufikirkan (padahal masih buanyak tiket promo yg lebih murah) walahh kok kami dapetnya cuman yang itu yahh, tapi yoweslah yang penting udah ada.
Paspor belum diurus, si beliau itu udah pesan tiket. Takut kehabisan sih katanya. Yah aku nurut aja, selanjutnya giliranku yang buat paspor. Hebohnya buat paspor itu kerasa benget, karena dikejar deadline jadwal keberangkatan. Dan akhirnya tadaaaaaaa… selesai juga nih paspor berlaku sampai 5 tahun, aku berharap setiap lembarannya bakal ada stempel dari kantor imigrasi Negara yang berbeda ( keliling dunia loh maksudnya ) J
Sampailah pada jadwal keberangkatan yang hebohnya gak menentu di hari – H. Kegiatan yang masih seambruk-ambruk masih menuntut untuk segera dikerjakan sampai pada hari keberangkatan tiba. Itu yang membuat perjalan pertama kami ini seperti tidak ada persiapan sama sekali. Aku ingat sekali jadwal keberangkatan pertama kami itu 15 July 2013, dari Bandara Polonia Medan menuju Bandara KLCCT. Dengan semangatnya sore itu kami mempersiapkan segala sesuatunya, namun kesalahan yang paling fatal adalah kami gak sempat menukar Rupiah ke Ringgit. Dua orang yang bego tapi nekad ini bener-bener entah apa yang ada dikepalanya, bisa-bisanya keluar negeri tanpa ada memegang Mata Uang Negara yang dituju tersebut. Gilaaaaa kan??? Yah bener gila banget, dari dulu sih nih orang emang udah gila, apalagi temenku satu itu, sikap beraninya gila-gilaaaaaaannnnn.
Untunglah, (emang Negara kita ini kebanyakan untungnya) Didompet saia ada tertinggal uang ringgit untuk hiasan dompet yang diberi mama dulu sebanyak 4 ringgit aja. DAPET APA COBA RM 4??? Karena dia berani, kenapa saia harus takut. Jadi saia ikut-ikut berani juga deh, wong kalo pun terjadi sesuatu disana ada dia kok. Hanya itulah yang ada dibenakku saat itu.
Sampailah pada detik-detik keberangkatan, saia ingat kali tepat pukul 17.00 WIB jadwal keberangkatan kami yang bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan. Mamaku sempet marah-marah kenapa berangkatnya pas puasa, kan disana mau jalan-jalan kok harus bulan puasa, entar gak bisa makan ini makan itu lah. Wong salah satu bentuk wisata itukan wisata kuliner, tapi yaudalah terima aja jadwal yang udah ditentukan sama temenku yang paling aneh ini. Jadwal keberangkatan dan jadwal kepulangan semua disesuaikan sama jadwal kerjanya sehingga aku harus nurut, entah sampai kapan aku harus jadi bayang-bayangnya. Hmmmmm
Dua jam sebelum keberangkatan kami harus udah sampai ke bandara, untuk keperluan chek in dan apalah itu namanya. Buru-buru lah dia menjemput saia dikos supaya bisa naek taksi sama dari kosannya. Biar menghemat biaya katanya, hmmmmm nilah mahasiswa ekonomi, yang difikirin hanya menghemat budget. Sampai bandara dengan bodohnya terjadi kesalahan yang sangat fatal dan membuat kami terutama aku menjadi sangat malu. Kenapa hanya saia yang sangat malu? Yah karena temen saia yang aneh itu, sebagian urat malunya sudah rusak. Jadi dia cukup merasa sedikit malu. Pada saat pemberitahuan penumpang boleh masuk kedalam pesawat, dengan pede dan bangganya kami ikut dengan beberapa penumpang yang bendak berangkat juga masuk kedalam pesawat. Sih petugas yang bodoh itu ( kenapa saia bilang bodoh? Sabar, nanti anda bakalan tau sendiri) langsung mengoyak tiket kami (tanpa melihat nomor penerbangan). Dan saia yang saat itu kebagian nomor kursi 11 A langsung mencari-cari dimana letak kursi tersebut. Dan akhirnya taddddaaaaaaaaaaaaaaa dapat lah nomor kursi itu namun, namun apa??? Ternyata kursi tersebut sudah didudukkin sama orang lain, waddduhhhhhhhhhhhhhh kenapa kursi saia bisa ditempatin orang lain nihh.. apa-apaaannn??? Temen saia yang satu itu cuman bisa terdiam dan sembari saya berkata kepada wanita yang mendudukin kursi saia tersebut. “ maaf mbak, sepertinya mbak salah kursi, nih kursi saia”. (Sembari saia memperlihatkan potongan tiket saia beserta nomor kursinya) “ dan tidak mw kalah ia juga memberikan potongan tiketnya. Dan ternyata si mbak-mbak itu juga mendapatkan nomor bangku 11 A. haaaaaaaaaaaaaaaaaaa kenapa ada 2 nomor yang sama dalam satu pesawat??? Dan akhirnya keributan kecil kami diketahui oleh sang pramugari dan bertanya “ada apa mbak??” (lantas saia menjawa)b nih mbak nomor kursi 11 A nya kok ada dua ya??? Lalu pramugari itu melihat tiket kami, dan ia tersenyum dan berkata “ Maaf ya mbak, mbak pewasat selanjutnya “ TEBODOHHHHHHHH dan segera turun, begoooooooooooooooooo kaliiiiiiiii, kok bisa Nampak kali baru sekali naek pesawattt… :’(
            Keluar dari pesawat menuju ke ruang tunggu lagi, dengan rasa jengkel kulihat wajah temenku yang seperti orang gak bersalah itu. Beeeeeeeeeeeeeeeeeeeggggggooooooooooo,,,, kok bisa salahhh junooooooooooooonggggggggggggg. Dy cuman ketawa ketiwi sambil mengalihkan pembicaraan,, dan akupun gak mw berlarut dalam kesalahan begonya dia. Kan mw liburan, masak mw marah-marahan sihh.
            Terduduk lagi diruang tunggu, sambil foto-foto untuk menghabiskan waktu. dan tidak selang berapa lama, terdengar pengumuman yang menyatakan bahwa pesawat kami segera diberangkatkan. Kali ini aku yang mengecek nomor keberangkatannya, pasti gak salah lagi. Nih bener nomor pesawat yang akan kami tumpangi. Segera bergegas masuk lagi kedalam pesawat, dan BENAR! Kali ini gak salah. Waaaahhhhhh senengnya kali ini kami gak salah pesawat dan pesawat meluncurrrrrrrrrrr…. Sekarang kami berada diatas awan, namun masih senengnya menikmati berada diatas awan, eh malah sudah sampai. Ternyata dari Medan ke Kuala Lumpur itu cuman 45 menit aja. Belum puas sih berada diatasnya, tapi yaudalah gak sabar juga mw liat mama dimalaysia.
            Mama janji mw nyusul di airport KLCCT, jadi kami ngerasa sedikit aman. Sampe sana, pas waktunya buka puasa. Bayangin, kami gak bawak makanan apa-apa. Boro-boro makanan, air setetespun gak ada dibawa. Karena sebelumnya dia bilang katanya didalam pesawat gak bole bawak cairan, padahal nonsense itu!
            Udalah gak bawak makanan, gak bawak minuman, gak bawak uang ringgit lagi. Dimana tempat menukar uang ringgittttt????? Tebodoh lagiii, lagian temenku yang aneh ini juga bilang katanya rugi kalo nukarin uang dibandara. Entah teori dari mana, entah bener ato gak, gatau kenapa aku nurut aja apa kata dia, percaya aja sama semua yang dibilang dia. Akunya kali yah yang begooo????
            “ Lapeerrrr juuunnnnn,,,” rengekanku sama junong, tapi dy malah bilang, “ untuk membatalkan puasa kita put, jilat ujung jari telunjuk dengan lidah (sambil mempraktekkannya) aku tebodoh lagi, tapi lagi2 aku nurut aja yang dy bilang. Segera ku jilat juga ujung jari telunjukku, (asin) L
            Handphone dalam keadaan yang gak jelas, karena sekarang kami udah berada dimalaysia, tapi kartu kami masih kartu telkomsel. Lantas kami bingung harus berbuat apa, akhirnya kami hanya bisa menunggu. Namun setelah beberapa menit menunggu perasaan resah dan gelisah itu datang, dan akhirnya dengan kemampuan bahasa inggris yang pas-pasan temenku yang bodoh ini bertanya sama seorang bule untuk meminta pertolongan namun ditolak. Takut kena penipuan kali tuh bulee yaa. Tampang kami kan orang yang baek-baek L
            Akhirnya kami memutuskan untuk keliling bandara untuk mencari sesuatu, dan akhirnya tadaaaaaaaaa kami mendapat pertolongan berupa pinjaman handphone dari seseorang mahasiswa Australia asal brunei Darussalam. Yang  ada difikiran saya saat itu adalah kok masih ada yah orang baek dibandara ;). Kalo gak salah namanya zefri, maklumlah nih tulisan dibuat udah sangat lama semenjak kami balik. Sibuk kuliah soalnya jadi baru sempat nulis sekarang.
            Bukan Cuma tumpangan telpon, tadinya dia juga mau memberi kami beberapa ringgit. Gilaaa aja yah kami tolak lah, walaupun dalam hati sangat kelaparan L. Selang beberapa menit, akhirnya mama ku tercinta beserta bude dan pakde ku nyampe juga ke bandara. Ooooooo Tuhan akhirnya berakhir juga penderitaan kami.
            Malaysia memang bukan Negara yang mewah yang bisa dibangga-banggakan oleh setiap orang yang baru pulang dari luar negri. Malah orang-orang nganggapnya kita mau jadi TKI kalo ditanyak mau kemana. Padahalkan mau liburan L. Tapi setidaknya aku merasakan suasana yang beda saat berada disana, walaupun aku belum pernah ke Jakarta, namun dari gambaran yang sering aku lihat Kuala Lumpur lebih menarik daripada Jakarta. Bukan tidak mencintai Negara sendiri, namun itulah adanya. Kuala lumpur tertata sangat rapi, gak ada sampah yang berserakan, gak ada pengamen jalanan maupun pengemis. Dengan melihat Malaysia, aku sudah mulai ngerasa bahwa betapa dunia ini sangat luas dan indah. Dengan pergi kemalaysia, aku ngerasa liburan ke luar negri bukanlah sesuatu yang tidak mungkin lagi untuk orang-orang seperti akku. Dengan pergi ke Malaysia, aku tau bagaimana sesungguhnya pekerjaan bundaku selama ini. Aku berharap Malaysia adalah Negara pertama yang aku kunjungi di Masa Studi S1 ku, dan setelah aku wisuda nanti akku punya mimpi untuk pergi ke Negara-negara lainnya. Aku pengen ngeliat Korea, Thailand, Jepang, Hongkong, New Zealand, California, UK, dan semua Negara-negara hebat didunia. Dan yang paling penting aku ingin pergi ke Makkah bersama keluarga besarku nanti J
Aamiin . . .


Wisuda Yang Tertunda . . .

Oleh Puput Pratiwi

Terkadang orang-orang hanya bisa berbicara tanpa harus tahu dan faham apa yang sedang kita jalani dan rasakan. Kesalahan ini terlihat bodoh di mata orang, namun bagiku hal ini lumrah. Aku juga tak menginginkannya dan tak mau ini terjadi.
Saat ini aku sedang menghadapi masalah yang aku pun gak mengerti kenapa terlihat begitu berat, padahal jika dibandingkan dengan segudang masalah yang aku hadapi selama ini terlihat tak seberapa. Apa mungkin karena aku menyesali sikap bodohku yang terlalu ini?
Kalau bisa cepat, kenapa harus lama? Itulah yang ada dibenakku saat itu, aku ingin segera menyelesaikan studi S1 ku ini. Aku ingin segera mencari kerja, aku ingin segera mapan agar aku bisa membantu menyatukan keluarga yang sangat berantakan ini. Namun aku terjebak, kerja paruh waktuku yang selama ini kuanggap sangat membantuku ternyata harus dijadikan alasan keterlambatan pembayaran SPP ku. Sebenarnya aku juga tak ingin menyebutnya sebagai alasan, namun memang inilah adanya.
Hari itu aku ingat sekali, terakhir pembayaran SPP tanggal 31 Januari. Kebiasaan lamaku terulang, dan berhubung uang dikirim juga diakhir. Namun karena jadwal kerja paruh waktuku yang saat itu lagi padat, aku tertipu oleh tanggal 31 itu. Karena dikamar kos gak ada yang namanya kalender, sungguh aku gak tau kalau tanggal itu adalah perayaan Imlek alias tanggal merah. Aku berencana membayarnya tanggal 30, namun karena pada saat itu sudah pukul 02.00 siang, yang rencananya sekalian pergi kerja, aku mendapatkan nomor antrian 230 padahal nomor yang dipanggil baru 201. Karena aku anggap masih ada tanggal 31, lantas aku tinggalkan bank dan dengan rasa tak berdosa langsung pergi kerja yang saat itu acara yang harus dihandle adalah acara imlek. Bias kalian bayangkan betapa bodohnya aku saat itu yang masih belum bias berfikir kalo tanggal 31 bank sudah pasti tutup!
Alasan konyol, inilah yang harus aku jelaskan kepada teman-teman kuliahku. Berbagai macam reaksi yang aku dapatkan, dari mulai rasa kasihan sampai tertawaan. Aku mencoba untuk menanggapinya dengan santai, namun aku harus bias nerima kenyataan kalau aku tidak bias sidang yang artinya target wisuda bulan 5 ku juga harus ikut tertunda. Sakit sudah pasti, wisuda bulan 5 sudah menjadi target awalku ketika pertama aku kuliah, harapan juga bagi keluargaku karena mereka eramat sangat ingin mengadakan pesta keluarga untuk wisuda ku karena hanya akulah yang kuliah pada saat itu.
Tapi aku yakin, walaupun ini terllihat bodoh dan konyolnya diriku, semua juga karena kehendak Allah SWT. Tiada satupun kejadian dimuka bumi ini yang tidak atas dasar ijin-Nya. Dia pasti memiliki alas an kenapa aku harus menunda wisuda ku, aku yakin dan sangat yakin rencana itu akan terlihat indah nantinya. Walaupun kata-kata ini terlihat menghibur diri sendiri, namun aku percaya semua akan indah. Walau saat ini terlihat gelap, pasti ada cahaya didepan sana. Yang harus aku lakukan adalah melanjutkan kegiatanku, aku harus bisa membantu menyekolahkan adik-adikku.
Bunda,

Maaf aku berbohong atas alasan penundaan wisudaku, maafkan aku bunda sedikitpun aku tak berniat untuk menyakiti hatimu. Aku harap alasan itu adalah alasan yang paling tepat agar engkau tak kehilangan semangat untuk membiayai kuliahku. Aku janji bunda, aku aku menceritakan yang sebenarnya kepadamu, aku janji akan menjadi seperti yang kau mau, maafkan aku bunda atas kesalahaku, aku mencintaimu . . .