Galery

Senin, 18 November 2013

Surat untuk Ayah



            Dulu waktu aku masih kecil, aku gak pernah mengenal sosok ayah. Aku gak tau ayah itu siapa, ayah harusnya bersikap seperti apa, ayah berperan sebagai apa, dan ayah harus tinggal bersama siapa. Anak kecil yang masih ingusan itu Cuma tau bahwa hidup ini hanya permainan, yang penting bisa makan dan jajan. Gak pernah ngerasa adanya masalah, masalah itu ada hanya ketika nenek ato olot marah karena tingkah nakalnya sebagai anak ingusan.
            Gedean dikit aku baru tau, kalo dirumah itu seharusnya ada ayah dan bunda. Yang pada saat itu aku ngerasa bahwa aku memiliki keduanya Cuma namanya aja yang sedikit berbeda nenek dan olot. Mereka yang selalu mengurusi aku, membiayai aku, yah aku anggap mereka orang tuaku. Sosok bunda emang sudah ada sejak dulu, namun bunda hanya menjadi bayang-bayang mereka. Bunda punya kehidupan sendiri pada saat itu, bunda hanya datang dan pergi sesekali. Namun anak SD ini belum terlalu faham akan masalah. Selagi ada makanan dan jajan, hidup ini indah…
            Beranjak remaja, aku baru ngerasa, bahwa hidupku sungguh tidak lengkap. Aku ngerasa butuh sosok ayah. Memang sih, ada olot. Tapi olot bukan ayah, olot cuman seorang kakek yang berpura-pura sebagai ayah. Olot terlalu kaku dan disegani, aku ngerasa sangat butuh ayah. Remaja ini, ingin duduk dipelukan ayah. Pengen bertanya, sebenernya lelaki itu seperti apa sih? Apa harus seperti ayah? Karena temen-temen disekolah pada bilang bahwa mereka ingin mendapatkan lelaki seperti sosok ayahnya. Mereka selalu memuji-muji ayahnya, mereka selalu cerita penuh bangga tentang ayahnya. Aku sangat senang mendengar cerita mereka, betapa bangganya mereka punya sosok ayah yang mereka inginkan.
            Ayahku? Sungguh, sedikitpun aku gak tau tentang ayah. Aku gak tau ayah seperti apa, dan aku juga gak tau apa yang bisa aku banggakan dari ayah supaya bisa aku ceritakan kepada teman-temanku. Setelah dewasa aku baru faham segalanya, aku baru tau bahwa aku ada didunia ini itu salah satunya karena ada ayah dan bunda. Namun kenapa ayah gak pernah ada di kehidupanku? Sejak lahir, jadi anak ingusan, beranjak remaja, bahkan sampai dewasa, aku gak pernah tau alasannya kenapa ayah gak pernah ada disampingku. Aku hanya tau ceritanya, gak pernah tau gimana sikapnya, isi hatinya, bahkan aku gak tau apa dia pernah sayang kepadaku sebagai putrinya.
            Entah siapapun engkau, ayah sungguh betapa aku sangat mencintaimu. Dari dulu hingga kapanpun aku sangat merindukkanmu. Aku ingin berada dipelukan hangatmu, aku ingin belaian sayangmu. Ayah entah apapun alasan itu, aku ini adalah putrimu, didalam tubuhku mengalir darahmu, wajah ini adalah cerminan rupamu. Sebegitu burukkah aku dimatamu sehingga aku gak pantas hidup bersamamu. Ayah jika memang dunia tak menginginkan kita untuk bisa tinggal bersama, aku akan berdo’a semoga kita bisa tinggal di syurga kelak. Aku hanya ingin bersama ayah, ingin sekali. Aku ingin ayah mengakuiku kalau aku ini anak ayah, anak kebanggaan ayah. Ayah meskipun ada benci dihati ini, namun sungguh benci itu terkalahkan oleh rasa rinduku kepadamu. Setiap kali aku terbangun, aku sering menangis. Aku menangis karena aku harus sadar bahwa semua ini nyata, kenyataan yang harus aku terima bahwa aku harus menjalani hidup yang sangat panjang dan melelahkan ini tanpa sosokmu.
            Ayah, aku selalu berdo’a untuk kesehatanmu, kemurahan rezkimu, kebahagiaanmu bersama orang-orang yang engkau cintai disana. Maafkan aku jika sesekali aku merasa iri, maafkan aku jika sesekali aku merasa benci, maafkan aku jika sesekali aku ngerasa dendam. Ketahuilah ayah, dari dulu aku sangat berharap kehadiranmu,  ayah maafkan aku, yang tak membanggakanmu didepan teman-temanku, maafkan aku karena aku sangat tidak ingin mendapatkan lelaki seperti sosokmu seperti yang dikatakan oleh teman-temanku. Bukan karena benci, namun karena aku tak ingin anakku nanti merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan.
            Ayah surat ini aku buat untukmu menjelang hari graduationku, aku berharap setelah ini aku bisa hidup seperti mereka. Menjadi keluarga kecil dengan sosok ayah yang bertanggung jawab bagi anak-anakku nanti. Do’akan ya yah, aku tak ingin berlama-lama. Aku ingin merasakan hangatnya dekapan keluarga. 

Sabtu, 02 November 2013

My Feeling


Oleh Puput Pratiwi

Bagiku, gak ada yang lebih indah dari hidup ini selain bisa bersama menjalani hidup dengan orang kita cintai dan juga mencintai kita. Terkadang aku masih bingung sama diriku sendiri, apa yang aku mau pun aku gak bisa mengatakannya. Entah mungkin aku terlalu munafik untuk mengatakannya karena gengsi atau apalah. Tak jarang rasanya hati ini merasa sepi bahkan hampa, berharap datangnya sang Pangeran Hati yang tau apa yang aku mau.
Bukan Cuma aku, orang-orang disekitarku juga masih sering bingung, mereka menggagap kesendirianku ini karena pemikiranku yang terlalu keras. Padahal jika mereka tau, aku hanya berusaha untuk menemukan yang terbaik. Aku gak mau salah milih seperti mamaku. Mungkin karena pengalaman mama yang begitu menyakitkan membuat pemikiranku terlalu keras. Bahkan aku sampai takut untuk bisa mengenal lelaki.
Sampai sekarang bahkan aku gak tau jatuh cinta itu seperti apa, yang aku tau aku pernah suka dengan karakter seseorang yang rasanya indah sekali hidup ini jika seseorang itu juga suka dengan karakterku. Tapi sayang, semua orang yang aku suka bersikap dingin. Aku  juga bingung kenapa aku selalu suka dengan lelaki bersikap dingin, sehingga gak ada jalan untuk bisa lebih mengenalnya. Bagiku lelaki dengan karakter seperti itu keliatan lebih atraktif dan susah ditebak maunya apa. Ya mungkin juga mereka bersikap dingin cuman sama aku aja kali ya, karena mereka juga gak suka denganku. Bukannya salah satu ciri seseorang yang tidak suka dengan kita itu bersikap dingin ya???
Aku pernah suka dengan seseorang karena ketaatannya dalam beribadah, aku pernah suka dengan seseorang karena suaranya yang manja dan kecerdasannya, aku juga pernah suka dengan seseorang karena logat bicara dan pendidikannya. Tapi aku gak pernah suka dengan seseorang karena tanpa alasan. Kalau orang bilang bahwa cinta itu datang dengan sendirinya tanpa perlu alasan, maka yah sampai segede ini aku belum pernah jatuh cinta donk? Tapi ada satu hal yang aku gak mengerti, kenapa aku selalu sedih jika tau bahwa orang yang aku suka tersebut ternyata sudah mempunyai kekasih. Jadi intinya aku belum faham mengenai teori cinta.
Sekarang usiaku uda 20 jalan 21, udah segede ini aku belum tau apa yang harus aku lakukan kedepannya untuk kehidupan cintaku. Mungkin untuk hal yang satu ini semuanya aku ikutin arus, seperti air yang mengalir. Dia mau mengalir entah kemana aku hanya bisa nurut. Mungkin benar kata mereka, kalau aku terlalu menginginkan seseorang yang sempurna, padahal aku hanya seperti ini. Aku sadar kok sama semua kekurangan aku, aku juga sadar sama kemampuanku, aku sadar kalau aku gak cantik, gak pinter, gak soleha, gak bisa masak, gak pinter ngomong. Aku sadar sama semua itu, namun apa karena kekurangku yang sebanyak itu membuatku harus mendapatkan orang yang seadanya? Aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, apa aku gak pantas mendapatkan seseorang yang sedang berusaha seperti itu juga?
Terkadang juga mungkin karena aku terlalu pendiam, pergaulannya terlalu sempit, susah untuk mengenal orang-orang baru, cuek sama sekitar, yang buat aku belum menemukan seseorang yang aku mau? Yang jadi pertayaan adalah apakah aku yang harus menemukan? Bukankan seseorang itu yang harus menemukanku? Bukankah wanita itu tercipta dari tulang rusuk pria yang bengkok, yang punya tulang rusuk kan si pria, jadi yang seharusnya mencari yah si pria, wanita hanya tinggal menunggu pria itu datang dan berkata engkaulah tulang rusukku yang bengkok tersebut.
Sampai pada akhirnya aku berfikir, aku ingin dijodohkan aja. Mungkin dengan dijodohkan aku tidak perlu terlalu berfikir panjang untuk memilih, hanya bilang mau atau enggak. Selebihnya cuman bisa berikhtiar dan istiqharah. Entah siapapun seseorang yang tulang rusuknya ada didalam tubuhku ini, aku Cuma merasa yakin bahwa dia bukan orang yang sembarangan, dia bukan pria biasa, dia pasti seseorang yang istimewa, dia juga pasti berwibawa, dia penyayang wanita, dia orang yang sangat peduli dengan lingkungan sekitar apalagi keluarga, dia bermimpi besar, dia pekerja keras untuk membahagiakan keluarganya, dan yang pasti dia pria yang sholeh dan yang bisa membuatku menjadi istrinya yang sholeha, dan dia juga pasti setia, dan siapakah dia?
Tunggu postingan selanjutnya, kisah pertemuan kami nanti akan menjadi postingan yang special di blog ini, J


Jumat, 13 September 2013

It’s All About Our Friendship

Aku pengen ngenalin dia ke dunia, teman yang bukan sekedar teman, sahabat yang bukan sekedar sahabat, berasa saudara meskipun kami tidak memiliki hubungan darah. Pertemuan kami berawal sejak kami masuk SMA yang sama dan membuat kami terbiasa bersama terlebih ketika kami sudah mulai memasuki jenjang perguruan tinggi.
Kami seperti memiliki dunia yang tidak pernah dimiliki orang lain. Kesusahan dan keterbatasan hidup yang kami jalani membuat kami sering bersatu melewati segala rintangan untuk mencapai satu misi, yaa “ KAMI INGIN MELIHAT INDAHNYA DUNIA “.
Meski pertemuan kami tidak berawal sejak kami kecil, namun kami seperti telah mengenal lama satu sama lain. Aku malah sampai pernah berfikir, mungkin bahkan orangtua kami sekalipun tidak semengerti tentang kami.
Terkadang perselisihan dan ketidaksefahaman masih sering membuat kami menjadi marah dan bahkan benci satu sama lain. Namun keadaan seperti itu tidak akan bertahan lama, entah mungkin karena kami telah terbiasa bersama. Kami juga sadar bahwa dua orang yang bisa terus jalan bersama itu karena hanya satu yang berfikir. Mungkin karena kami sama-sama egois dan menganggap bahwa pendapat kami benar makanya sering tidak sefaham.
Kami sering tertawa bersama dan tak jarang kami juga menangis bersama, rasanya hidup ini terlalu berat namun kami juga tidak ingin pernah menyerah. Dia mengajari aku untuk tidak mudah menyerah, dia mengajari aku untuk menjadi orang yang nekad, dia mengajari aku untuk menjadi wanita yang kuat, dan dia juga yang selalu memberikan semangat. Terkadang lelah rasanya hati dan tubuh ini, ingin rasanya menyerah dan menjalani hidup apa adanya. Seperti ibarat air yang mengalir dari hulu ke hilir, namun ia adalah orang yang selalu membangkitkan semangatku. Dia orang yang penuh semangat dan dia adalah orang yang tidak pernah takut dengan kegagalan.
Dia yang mengajariku untuk berani bermimpi. Bahkan ia berani bermimpi untuk menjadi seorang Menteri Perekonomian. Sedangkan aku, aku hanya bermimpi untuk bisa menjadi wanita yang berguna bagi orang-orang terdekatku. Bahkan dia pernah berangan-angan suatu saat nanti aku beserta keluarga kecilku (suami dan anak-anakku kelak) berada didalam suatu ruangan rumah dan melihat pidato kenegaraan yang pada saat itu dia adalah orang yang sedang berpidato sebagai Bapak Menteri Perekonomian. Dan dengan bangga katanya aku akan berkata pada suami dan anak-anakku, “ yaa dia adalah sahabatku, sahabat suka duka ku”. Lalu kami tertawa kuat, dan tak pernah lupa untuk mengucapkan kata “Aamiin”. Yaaa mungkin saat ini hanya sekedar mimpi, namun suatu saat nanti bisa jadi ini akan menjadi nyata.
Tak jarang orang-orang disekitar selalu menganggap adanya hubungan lebih diantara kami. Bagi kami yah wajar karena aku seorang wanita dan dia seorang pria. Sekalipun ada cinta diantara kami, sungguh bahkan cinta itu bukan cinta yang mereka kira selama ini, cinta itu berupa semangat dan kasih sayang sahabat. Bahkan kami juga sering berangan-angan kedepannya bersama keluarga kecil kami masing-masing kami akan mengadakan liburan tahunan ke luar negeri. Kami ingin persahabatan ini layaknya persaudaraan yang tidak akan putus hingga ke generasi berikutnya berikutnya dan berikutnya lagi.
Ada satu hal yang unik dari persahabatan kami, yang jika kami beritahu ke orang lain maka mereka akan mengira ini adalah hal yang konyol. Yaah kami membuat sebuah janji, dimana jika nantinya diantara kami ada yang menikah lebih dari satu kali maka akan ada UMRAH GRATIS. Syarat dan ketentuan berlaku, yaitu dengan ketentuan bukan karena pasangan kami meninggal dunia nantinya. Seperti yang mereka kira, anda juga pasti akan menganggap ini adalah perjanjian konyol yang dibuat oleh orang-orang bodoh. Kami tidak perduli apa kata mereka dan kalian semua, karena menurut kami perjanjian ini adalah motivasi. Yaah motivasi untuk mencari pasangan terbaik dan motivasi untuk selalu setia.
Dia adalah sahabatku, dia adalah penyemangatku, dan dia adalah inspirator terdekatku, dia Junaidi Aritonang. Aku benci hinaanmu, aku benci kata-katamu yang merendahkanku, dan aku akan buktikan bahwa aku adalah wanita yang kuat. Yang suatu saat nanti akan membuatmu terharu akan prestasi yang aku dapat. Tetaplah merendahkanku namun tetaplah menyemangatiku sekarang dan selamanya aku akan tetap membutuhkan itu sebagai motivasiku J

Bandara Polonia Medan

KL SENTRAL MALAYSIA

Syah Alam Malaysia

Warung Nasi UMSU

Toko Buku Gramedia Medan




Berhenti di satu titik



Pernakah kalian ngerasa bahwa hidup ini sudah tidak berarti lagi dan akan segera berhenti disatu titik dimana perasaan untuk menyerah terasa sangat kuat. Dan perasaan itulah yang sering kulalui. Hidup memang tidak mudah namun aku gak menyangka akan sepedih ini. Terkadang ingin rasanya kembali di masa dimana aku tak mengerti apa-apa seperti dulu, dimana aku tak mengerti tentang hidup.
Masalah itu datang bukan hanya sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, ato seratus kali. Namun masalah itu selalu datang berkali-kali. Sungguh ya Allah sebenarnya aku tidak ingin berputus asa, aku tidak ingin membuat masalah ini special bagiku, dan aku juga gak bermaksud marah terhadap-Mu, karena sungguh aku mengerti Engkau Yang Maha Mengetahui pasti akan memberikan kebahagiaan untukku. Aku sama sekali tidak ingin menyerah ya Allah, aku sama sekali tidak ingin sedih, aku hanya ingin Engkau memberikan kekuatan bagiku untuk menghadapi semua ini ya Allah.
Kehidupan ini indah, dan penuh nikmat, bimbing hamba untuk selalu bersyukur atas Rahmat yang Engkau berikan ya Allah. Aku ingin hidup sepenuhnya dijalan-Mu. Tegur jika aku salah ya Allah, aku selalu mengharap Ridho-Mu. 

Kamis, 04 Juli 2013

Malaikat Tanpa Sayap itu Sebutannya Bang Dede


Oleh Puput Pratiwi
Dulu aku masih bingung sebenarnya malaikat tanpa sayap itu maksudnya gimana sih? Mungkin karena aku belum pernah melihat malaikat ato mungkin karena aku yang terlalu bodoh ya? Tapi ngedenger lagu yang berjudul Malaikat Juga Tahu nya Dewi Lestari yang sepengal liriknya :
Namun tak kau lihat
  Terkadang Malaikat
  Tak bersayap, tak cemerlang, tak Rupawan . . . “
Aku jadi ngerti apa maksud malaikat tanpa sayap, ternyata ia adalah manusia yang kita ibaratkan sebagai malaikat karena ketulusannya membuat kita sadar bahwa manusia juga bisa menjadi malaikat.
Manusia yang menjadi malaikat dihidupku adalah bang dede. Mungkin beliau tidak sadar bahwa beliau telah menjadi malaikatku. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah melupakan ketulusannya padaku. Mungkin sebagian orang akan berfikir bahwa aku terlalu berlebihan memuji orang ini, dan mungkin sebagian orang lagi malah berfikir kenapa bukan ayah ato bundanya yang menjadi malaikat?
Aku bukan bermaksud untuk melebih-lebihkan orang ini dan aku juga tidak bermaksud memuji-muji orang ini lebih dari orang tuaku. Ini adalah diluar dari Allah SWT, Ayah, Bunda, Nenek & Olot. Mungkin sebagian lagi bertanya memangnya bang dede’ itu siapanya puput sih?
Beliau bukan siapa-siapa, bukan sanak saudara, bukan pacar, bukan teman, bukan siapa pun lah. Beliau hanya seseorang yang baru aku kenal semenjak aku PKL (Praktek Kerja Lapangan) sewaktu SMK disalah satu perusahaan swasta di Kota Medan. Beliau memang bukan siapa-siapa bagiku dari sebelumnya namun sekarang beliau telah menjadi malaikatku.
Terkadang aku berfikir bahwa beliau adalah malaikat yang diutus Allah untuk memperbaiki kehidupanku. Beliau sangat banyak membantuku tanpa meminta balasan sedikitpun. Beliau yang membuatku yakin akan kemampuanku, beliau yang membuka pola fikirku untuk kuliah walaupun pada saat itu aku hanya bercita-cita tamat SMK dan bisa bekerja hanya untuk melangsungkan hidup. Beliau juga yakin bahwa aku bisa kuliah walaupun pada saat itu kuliah sangat jauh dari fikiranku, maklum karena aku hanyalah gadis kampung yang hidup dalam keterbatasan. Namun beliau berhasi meyakinkanku bahwa untuk kuliah bukanlah uang yang pertama kali diperlukan namun niat dan tekad.
Aku sampai gak bisa membayangkan jikakalau pada saat itu aku gak mengenalnya, entah akan seperti apa aku sekarang. Memang sekarang aku belum menjadi siapa-siapa seperti yang mereka inginkan, namun sungguh aku merasa jauh lebih baik daripada kondisiku yang dulu. Setidaknya pola fikirku telah terbuka dan aku sudah berani bermimpi.
Aku juga gak tau apa nantinya aku bisa membalas semua jasanya ini, namun sungguh sedetikpun hingga saat ini aku tidak pernah melupakan ketulusannya membantuku. Bagiku beliau lebih dari sekedar ayah, lebih dari sekedar sanak saudara, dan lebih dari sekedar sahabat. Beliau adalah malaikatku, Malaikat Tanpa Sayap bagiku . . .
Buat bang dede’, Beribu terimakasipun tidak akan cukup untuk membalas semua ketulusanmu. Aku hanya bisa berdo’a semoga Bang Dede’ dan keluarga selalu dalam lindungan-Nya…
Aamiin J

Rabu, 03 Juli 2013

Ketika Telah Tiada


Oleh Puput Pratiwi
Baru aja baca blog orang yang sama sekali gak pernah aku kenal namun begitu menginspirasi. Awalnya aku hanya membaca blog dari salah satu orang yang aku kenal dan karena penasaran dengannya sehingga semua tulisan yang ada diblognya ludes terbaca semua. Namun, aku terpaku pada satu tulisannya yang berjudul “ Hidup dan Mati Hanya Milik Allah SWT “. Diparagraf pertama tulisannya mungkin semua orang bakal menyangka bahwa tulisan tersebut sangat tidak nyambung dengan isinya karena hanya menceritakan tentang Wordpress & Blogspot. Namun ternyata tulisan yang ia buat juga karena inspirasi dari seseorang yang bahkan ia  juga tidak mengenalnya namanya Ferian Nur Hidayah.
Setelah selesai membaca barulah aku mengerti maksud dari tulisan tersebut, karena ternyata dari hasil googling mengenai “ Wordpress vs Blogspot “ ia mendapatkan blog kak Ferian. Dari tulisannya aku tau bahwa ternyata kak ferian telah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu karena mengidap tumor otak.
Tertarik dengan kisahnya, lantas aku langsung membuka linknya, sungguh menginspirasi. Ternyata hanya dari tulisan kita bisa menginspirasi orang lain bahkan yang tidak mengenal kita sama sekali. Ketegarannya dalam menahan rasa sakit,  menahan larangan makanan, sampai harus meminum obat 40 butir per harinya membuat hatiku bergetir. Sungguh kalau saja hal tersebut terjadi kepadakupun aku tidak yakin bisa setegar beliau.
Aku juga baru sadar ternyata setelah kita tiada, tulisan lewat blog maupun jejaring social akan ramai dilihat banyak orang. sama halnya seperti orang-orang terkenal yang telah meninggal, akan lebih menggema kabarnya saat mereka telah tiada maka ditelevisipun langsung membuat program “ In Memory “.
Terlahir sebagai manusia yang berfikir menjalar kemana-mana, akupun langsung bertanya pada diri sendiri ketika nanti aku telah tiada kira-kira tulisanku yang gak seberapa ini bisa menginspirasi orang lain ato enggak ya? Terus kira-kira nantinya blog dan jejaring sosialku banyak dikunjungi orang-orang nggak ya? Terus kira-kira nantinya yang menjadi tulisan terakhirku apa ya? Lho kok sampek kesana sih pertanyaannya? Ya kan tadi udah dibilang nih orang adalah manusia yang selalu berfikir kemana-mana :D
Bagaimanapun suatu saat kita bakalan tiada, aku juga gak tau sampai kapan usiaku ini. Entah sampai besok, lusa, lusanya lagi ato entahlah… aku hanya bisa berbuat apa yang bisa aku buat sekarang. Aku hanya bisa mohon maaf atas semua kesalahan dan kesilapan yang pernah aku perbuat dari mulai ucapan, tindakan, sindiran, hinaan, gosipan, dll karena sungguh aku sangat menyadari bahwa aku hanya manusia yang sampai kapanpun akan membuat kesalahan dan sampai kapanpun tidak akan bisa sempurna.
Aku juga pengen ngucapin terima kasih,
Buat bunda, terimakasih banyak telah memberikan kesempatan untuk bisa hidup didunia ini walaupun kehadiranku menjadi masalah dan beban yang sangat besar. Engkau adalah anugerah, engkau adalah keindahan, engkau adalah pelangi yang aku punya didunia ini.
Buat nenek & olot (kakek dalam bahasa banten) yang telah merawat dan membesarkanku hingga aku sebesar ini, yang sampai kapanpun tidak akan pernah bisa terbalas jasanya. Terima kasih juga nasihat-nasihat dan sindirannya walaupun aku sering sakit mendengarnya namun aku faham itu karena kalian sayang kepadaku.
Buat ayah, terimakasih telah mengajarkan kemandirian terhadapku. Maaf kalau terkadang aku sering merasa bahwa kau tidak sayang kepadaku. Sungguh aku mengerti tentang keadaanmu, aku yakin engkau sangat menyayangiku. Terimakasih telah memberikan kehidupan yang sangat berarti, mesti terkadang sedih menjalaninya tanpamu namun aku sadar bahwa ini adalah kehidupan yang terbaik untukku.
Buat adik-adikku tercinta, sungguh walaupun kita tidak sedarah, namun kita satu kandungan. Kita lahir dari rahim bunda yang sama, walau wajah kita terlihat berbeda namun kalian tetap adik-adikku. Maaf kalau selama ini aku sering bicara kasar terhadap kalian, sungguh aku ingin membuat kalian semua menjadi hebat dan berguna.
Buat semua sahabat dan teman-temanku terima kasih telah memberikan warna dihidupku, meski aku sering asal bicara tanpa memikirkan perasaan kalian sungguh aku sangat menyesalinya. Aku minta maaf sebanyak-banyaknya karena sekali lagi aku hanya manusia yang sampai kapanpun akan berbuat kesalahan.
Mumpung ingat dan kita tidak akan pernah tau kapan kita akan tiada, maka hari ini aku menyatakan mohon maaf sebesar-besarnya.
Terimakasih untuk semuanya, maaf kalau aku belum bisa berbuat banyak…
" Sungguh hidup ini sangat indah namun akan tetap berakhir . . . "

Wassalam

Senin, 01 Juli 2013

Motivasi ato Beban


Menjadi anak pertama membuatku sadar betapa pentingnya keberhasilanku bagi adik-adikku, karena bagi kami ketika anak pertama bisa sukses maka kesuksesannya akan menghantarkan adik-adiknya menjadi sukses juga. Terkadang hal tersebut dapat menjadi motivasi tersendiri untukku karena betapa bangganya aku bisa menjadi contoh untuk adik-adikku, namun dilain sisi hal tersebut dapat pula menjadi beban, beban yang sangat berat karena kegagalanku juga berarti kegagalan adik-adikku.
Bagiku sukses itu harga mati dan gak bisa ditawar-tawar. Namun batas dimana seseorang itu dikatakan suksespun aku belum tahu. Yang aku tahu sukses itu adalah dimana kita bisa berhasil membuat orang-orang disekiliing kita bangga terhadap prestasi yang kita capai, simple kan? Hanya dengan membuat orang lain bangga terhadap kita maka kita sudah dapat dikatakan sukses. Itu hanya menurutku, karena hidupku akan kupergunagakan untuk membuat orang disekililingku bangga dan bahagia.
Aku sempat sedih karena salah satu adikku telah putus sekolah dengan alasan ia lebih memilih kerja daripada sekolah. Aku kira usahaku ini pasti bakal sia-sia karena yang ku perjuangkanpun ternyata sudah menyerah. Namun aku sadar, kegagalannya belum berarti kegagalan untuk adik-adikku selanjutnya. Aku langsung membuka mata dan ternyata masih banyak yang bisa aku lakukan dan masih banyak adik-adikku yang masih bisa aku bimbing. Aku bukan merasa sok hebat ato sok menjadi pahlawan keluarga namun aku hanya ingin melakukan yang bisa aku lakukan.
Kami memang hidup dalam keadaan keluarga yang tidak sempurna, mendengar kata “ broken home “ saja sudah membuat sebagian orang langsung berfikiran negative. Itulah yang kami alami, aku dan ke-5 adikku hidup dalam keluarga yang tidak utuh. Bahkan sekalipun sampai detik ini kami belum pernah bisa berkumpul semua. Terkadang hidup dalam keadaan seperti ini membuatku merasa minder dan jatuh, karena tak jarang aku direndahkan karena status keluargaku yang demikian. Namun jka aku berfikir sehat ternyata aku sama sekali tidak bersalah untuk hal ini, aku tidak pernah memilih untuk dilahirkan dalam keadaan keluarga yang seperti ini. Walau sesekali aku jatuh namun aku bersyukur bisa bangkit lagi, dan yah akal sehatlah yang dapat membangkitkanku kembali.

Minggu, 23 Juni 2013

Lebih Dari Sekedar Broken Home


Oleh Puput Pratiwi
            Keluarga utuh merupakan keinginan setiap orang, namun bisakah kita memintanya? Tentu tidak teman, itu sebabnya aku membantah yang orang bilang bahwa Hidup adalah Pilihan. Bagiku hidup bukan pilihan karena bahkan saat kita terlahir sekalipun kita tidak bisa memilih akan terlahir dari keluarga yang bagaimana. Bagiku Hidup adalah bagaimana kita menjalani sesuatu yang sudah ditakdirkan untuk kita. Jika hidup itu pilihan, yah walaupun dengan keadaan yang sama dimana aku terlahir tanpa ayah, namun aku bisa memilih ayahku pergi karena apa. Mungkin aku bakal memilih terlahir tanpa ayah karena sejak sebelum kelahiranku ayah sudah menghadap-Nya, yah walaupun keadaanya sama namun aku tetap punya keluarga lengkap yaitu keluarga dari ibu dan keluarga dari ayah, Kakek-nenek dari ibu dan kakek-nenek dari ayah. Tapi lagi-lagi aku harus sadar bahwa hidup ini bukan pilihan. Aku harus sadar bahwa yang aku punya hanya ibu, kakek-nenek dari ibu, dan keluarga ibu.
 Bagaimanapun juga aku harus tetap menjalani kehidupan yang panjang ini. Walau tanpa ayah dan keluarga ayah, aku yakin aku bisa, Karena Allah SWT tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umat-Nya. Aku yakin aku dilahirkan untuk menjadi sesosok gadis yang kuat, yang bisa hidup tanpa ayah, yang bisa membuat ibu bangga suatu hari nanti. Hanya hal tersebut yang dapat menghiburku saat ini, cita-cita untuk membuat ibu bangga.
Jika ditanya tentang keluarga, aku bingung, namun bukan karena aku mallu menceritakannya sungguh aku tak pernah mallu. Aku hanya bingung memulainya dari mana, terlalu ribet untuk dijelaskan dan ceritanya juga terlalu panjang. Persis seperti pertanyaan kebanyakan orang jika baru mengenalku, kamu berapa bersaudara put? langsung ku jawab, kami 6 bersaudara, banyak ya J. Trus pertanyaan berlanjut, ayah kamu kerja apa? Jawabanku juga berlanjut, ayah tiriku dimalysia sama ibuku. Lantas ayah kandungmu? Aku langsung tersenyum dan menceritakan semuanya. Bukan karena aku mengharap belas kasihan sungguh bukan itu maksduku, aku hanya ingin orang-orang tau siapa aku, karena untuk menjadi temanku berarti seseorang itu harus tau siapa aku kelak agar ia mengerti bagaimana seharusnya ia bersikap denganku.
Gak cukup sampai disitu, terlahir dengan ayah yang tidak bertanggung jawab ternyata Allah SWT juga member cobaan dengan memberikanku ayah tiri yang tidak bertanggung jawab juga. Yah kedua ayah tiriku sama seperti ayah kandungku, bedanya mereka hanya karena ayah tiriku tidak separah ayah kandungku yang  meninggalkan anaknya begitu saja. Semua beban ditanggung oleh ibu, itu sebabnya aku masih sangat bersyukur karena aku diberikan ibu sehebat ibuku. Aku juga tidak tau apa salah ibu sampai harus menerima semua penderitaan ini. Bukankah jodoh adalah cerminan dari diri kita sendiri namun mengapa ibu mendapatkan jodoh seperti mereka. Yang aku kenal ibuku adalah sosok yang baik, mungkin karena ibu salah memilih.
Hidup dalam kesederhanaan membuatku sadar bahwa sebenarnya aku bukan siapa-siapa. Dari penghinaan sampai belas kasihan sering aku dapatkan, namun hal itu menjadi motivasi tersendiri bagiku, mungkin sekarang aku memang bukan siapa-siapa dan mungkin juga penghinaan mereka benar adanya. Namun sebenarnya aku sangat tidak suka dikasihani, aku ingin dianggap hidup wajar seperti mereka. Semoga suatu hari nanti aku bias menjadi siapa-siapa.