Galery

Jumat, 07 Oktober 2016

Menikah . . .

Dulu pernah membayangkan kehidupan serba mewah setelah menikah
Dulu Pernah mengharapkan lelaki gagah dengan sepatu kilat beserta mobil mewahnya
Dulu pernah menginginkan rumah megah bak istana
Itu dulu, waktu hidup terbayang begitu mudah, waktu imajinasi masih entah kemana-mana.
Sekarang berada disamping pria  yang sangat sederhana, hangat, dan sedang berusaha
Aku tersadar betapa beruntungnya bisa menjadi bagian dari cita-citanya dan tujuan dari usahanya.

Menemani dan berada disamping dia yang sedang pendidikan
aku memutuskan untuk tidak ingin memikirkannya. sebab aku hanya ingin menjalaninya.
Dua tahun memang bukan waktu yang sebentar namun aku yakin ini juga tidak akan lama.
Ini mungkin tidak mudah, tapi aku percaya ini tidak sulit.
Kita pasti akan melewatinya, dua tahun bagiku sangat sebentar untuk tetap berada disampingmu sambil membayangkan design kebaya yang akan kugunakan dihari graduation mu nantinya.

Kata Orang menikah itu Bukan untuk berbahagia
Itu benar karena setelah menikah pasti akan banyak masalah
Kata Orang menikah itu ibadah
Itupun benar, karena menikah itu semata-mata berusaha menjauhi zina
Kata Orang menikah itu cinta
Itu sudah pasti benar, karena setelah menikah kamu akan merasakan kasih sayang yang sebenarnya.

Yang salah itu menunda nikah dengan alasan belum mapan
Yang salah itu menunda nikah karena menunggu orang tepat namun pacaran juga
Yang salah itu menargetkan menikah jika umur sudah lewat masa muda

Yakinlah sebab menikah jiwamu akan semakin tentram dan cobaan sebanyak apapun yang akan kau hadapi nantinya itu berdua. Bahkan menangis dan makan seadanyapun akan terlihat indah. sebab Allah SWT menjamin rezeky hamba yang mencari ridhoNya dan berusaha menghindari larangNya.

Dear Biya,

Terima Kasih telah memilihku dari sekian banyak wanita
Terima Kasih telah menjadikanku tujuan kau bahagia
Aku janji untuk terus bersamamu
Walau sekuat apapun anginnya pasti akan reda
Walau sederas bagaimanapun hujannya pasti ada akhirnya

Dear Biya,
Genggamlah tanganku saat kau merasa jatuh dan sendirian
Ingatlah, aku disini, disampingmu, menemanimu, sampai waktu kita kan tiba.

Salam Hangat,
Aku, Puput Pratiwi
Istrimu Tercinta

Senin, 01 Desember 2014

Cerita Bersama Toga


            Masih terekam jelas diingatanku, yang pada saat itu aku dan ke-empat temanku tepat satu hari setelah Ujian Nasional (UN) tingkat SMA selesai, kami memutuskan untuk berhijrah ke kota Medan yang dianggap lebih modern daripada kota kecil tempat kami tinggal. Kelima siswa/I yang belum tentu lulus UN itu sudah mulai berfikir untuk menata masa depan yang lebih baik. Entah apa yang ada dibenak mereka, entah keberanian dan semangat dari mana yang mereka dapatkan, yang mereka tau tiada usaha yang berakhir sia-sia . . .
            Semua perjuangan kami mulai dari sini, aku dan salah seorang temanku memutuskan untuk melanjutkan kuliah. Walaupun pada saat itu aku belum tau harus mendapatkan biaya dari mana, aku hanya ingin kuliah walaupun pada akhirnya aku harus berhenti ditengah jalan karena biaya, aku tetap tidak peduli! Setidaknya aku pernah merasakan menjadi seorang Mahasiswa.
            Aku masih tetap bersyukur, mesti semua nya menentang namun aku memiliki penyemangat yg luar biasa yaitu bundaku, bunda akhirnya percaya terhadap kemauanku. Aku memang tidak terlalu cerdas namun aku mau. Karena aku yakin yang terpenting adalah kita mau atau tidak? Walaupun aku sudah memikirkan semua nya pasti tidak akan mudah. Semua kesedihan-kesedihan selama aku menjadi Mahasiswi sudah dapat terlihat diawal.
            Namun keinginan bundaku harus kuliah di Universitas Negeri dengan notabene biaya yang lebih murah dan dari informasi yang aku dapatkan pada waktu itu, bahwa untuk masuk ke Universitas Negeri harus melalui seleksi dan dengan background SMK aku merasa ilmu ku tidak cukup untuk menghadapinya. Maka aku memilih untuk ikut bimbingan belajar intensif yang paling murah pada saat itu dan aku harus menguras semua tabunganku selama ini untuk biaya bimbel selama 2 bulan. Habislah sudah semua tabunganku, dan untuk kedepannya? Entahlah yang aku tau setiap ada kemauan pasti ada jalan.
            Semua suka dan duka kami lalui bersama. Aku dan salah seorang temanku mengikuti bimbingan belajar intensif  dan ketiga teman lainnya mencari kerja. Sungguh sangat lucu rasanya jika diingat-ingat demi menghemat biaya kami rela jalan kaki dari kosan sampai ketempat bimbel setiap hari. Padahal jika sekarang diingat ternyata jaraknya sangatlah jauh. Tapi kami sangat menikmatinya pada saat itu, berjalan ditengah panasnya matahari, sambil membaca dan mengingat materi yang baru kami pelajari. Hal yang lebih lucu lagi dilakukan oleh ketiga temanku yang mencari kerja. Mulai dari jadi sales, sampai ke karyawan rumah makan dan akhirnya satu per satu kami berpisah.
            Aku ingat sekali, saat itu ujian masuk pertamaku. Dan pilihanku adalah Manajemen USU, Sastra Jepang USU, dan Pendidikan Geografi UNP. lalu tibalah saat pengumuman ujian, aku TIDAK LULUS. Aku sadar dengan ilmu yang aku punya pada saat itu, ternyata sangat tidak ada apa-apanya. Sedih? Yah pasti, karena aku telah membuat bundaku kecewa. Biaya bimbel yang bagiku sangat mahal itu menjadi beban kalau sampai aku tidak lulus. Karena untukku tidak lulus berarti tidak kuliah . . .
            Namun aku harus bangkit, ujian masuk pergurun tinggi negeri bukan hannya itu, informasi yang aku dapatkan bahwa seleksi nasional berpeluang lebih besar. Dan aku mempunyai semangat lagi. Ikut seleksi dengan pilihan universitas yang lebih rendah dari yg kemaren. Allahu Akbar, Alhamdulillah ya Allah aku lulus Manajemen UNIMED. Kebahagiaan yg luar biasa, aku merasa tidak pernah sebahagia ini. Bukan lulus di universitas mana yg penting, karena yg paling membuat bahagiaku pada saat itu adalah aku bisa kuliah dan sebentar lagi aku jadi seorang Mahasiswi. Mulai saat itu aku sangat yakin, bahwa Tuhan akan memberi jalan kepada hambanya yg memiliki niat.
            Seperti yang ku bayangkan, sulit sangat sulit sampai terkadang ingin rasanya menyerah, Astaghfirullah. Aku gak bole nyerah, aku kuat, aku dilahirkan untuk membantu menaikkan derajat keluargaku. Hanya itu kata-kata penghiburku. Walaupun adik-adikku ada yg gagal, aku harus bisa menyelamatkan yg lainnya. Mengingat perjuangan bundaku, aku bangkit kembali. Aku seperti mendapatkan kekuatan yg luar biasa setelah mengingatnya. Karena bunda selalu bilang, Cuma kakak harapan bunda…
            Semakin lama semakin sulit rasanya jika harus mengharapkan bunda, aku tidak boleh tinggal diam. Aku harus membantu bunda, dan akhirnya lagi-lagi aku diberi jalan. Walaupun Cuma sesekali aku mendapatkan pekerjaan selama kuliah, casual hotel, karyawan rumah makan, restaurant Thailand, restaurant china, sampai ke cinema. Cuman karyawan bawahan, namun sangat membantu biaya kuliahku apalagi pas diakhir masa perkuliahan yg sangat membutuhkan banyak biaya untuk penyusunan skripsi sampai wisuda
            Ada satu keadaan yang sangat menyedihkan ketika masa kuliah, kesalahan terfatal yang aku buat. Yang buat target tidak tercapai dan membuat bunda kecewa. Pada saat itu tiba waktu pembayaran uang kuliah, seperti biasa aku selalu bayar dipenghujung waktu. Tidak pernah terbayangkan oleh ku bisa sefatal ini. Bunda sudah mentransfer uang 2 hari sebelum penutupan pembayaran. Karena sibuk kerja, yg pada saat itu akan imlek. Pada saat 1 hari sebelum penutupan, aku sudah mengantri dibank untuk pembayaran. Namun karena takut terlambat masuk kerja, aku langsung keluar dari bank yg pada saat itu sangat ramai oleh mahasiswa2 yg mau membayar juga dan berfikir besok kan masih ada waktu. Aku langsung menuju hotel tempat aku kerja, karena pada saat itu ada event besar imlek. Bodohnya diriku, yg  tidak sadar bahwa besok adalah tanggal merah imlek. Yang artinya bank tutup dan aku tidak bisa membayarnya. Kenyataan aku tidak membayar uang kuliah berarti aku dianggap cuti selama satu semester. Cuti disemester akhir membuat jadwal wisuda ku tertunda karena aku tidak boleh ikut sidang. Sedih? Sudah pasti teman, saat itu aku merasa bahwa aku benar-benar bodoh, karena target yg tertulis di dinding kamar tidak tercapai. Apalagi aku membuat bunda ku menjadi sangat-sangat kecewa, sebodoh inikah diriku? Namun aku tidak boleh berlarut, aku harus segera bangkit. Waktu luang ku selama cuti kuliah kupergunakan untuk menyelesaikan skripsi yg tertunda sembari bekerja. Aku harus sibuk, aku tidak bole hanya diam. Karena bunda selalu sibuk bekerja untuk biaya pendidikanku
            Perjalanan empat tahun berasa sangat panjang jikalau aku mengingat semua kesedihan dan kesulitan yang aku hadapi selama menjadi seorang mahasiswi, namun berasa sangat cepat jika aku mengingat semua masa indahnya. Mereka mewarnai hidupku selama 4 tahun, pak motivator junong yang selalu menghina ku namun motivasi dan semangatnya luar biasa. Mawar & lusi sahabat terindahku yang selalu menjadi tempat bagi kelelahan dan kesedihankku. Teman-teman Manajemen 2010 yg luar biasa terima kasih telah menjadi saudaraku. Nina sahabat terbaikku sekaligus tempat curhatku. Sumik, khay, rahmi, desi, agus teman-teman seperjuangan dalam penyelesaian skripsiku.
            Hari ini sungguh tak terbayangkan olehku, bisa menjadi salah satu dari ribuan peserta wisuda dikampusku. Teringat semua keadaan-keadaan sulit yang menimpaku dan keluargaku, rasanya sangat tidak mungkin hingga sejauh ini. Aku teringat dulu ketika aku ingin kuliah, begitu banyak celotehan orang-orang terhadapku. Diremehkan dan direndahkan bagiku bukan penghalang untuk maju kedepan. Aku akan membuktikan bahwa aku bias mewujudkan semua mimpi-mimpi ku. Kemiskinan bukan penghalang bagi seorang yang ingin maju, jangan pernah menjengkali bahkan meremehkan orang, karena ketika mereka mau maka mereka akan bersungguh-sungguh mendapatkannya. Biarkan mereka dengan mimpi-mimpinya, entah itu terwujud atau pun tidak adalah hak setiap orang untuk menjadi yang mereka mau. Tuhan melihat hamba-Nya yg sungguh-sungguh dan tidak akan membiarkannya sendiri, Tuhan selalu disampingnya untuk menemani dan membantu jika ia sudah tidak sanggup lagi. Biarkan dia melakukan yg semampunya, selebihnya Tuhan yang akan menyelesaikan.
            Tiada yang lebih indah dari rasa syukurku pada Mu ya Rabb, atas kehidupan terindah yang Engkau anugerahkan untukku ini. Hidup ini sangat indah dan aku sangat menikmatinya. Untuk bunda, terima kasih atas kasih sayang sepanjang masa, aku takkan mungkin bisa melakukannya sendiri. Selamanya aku tetap membutuhkan mu untuk berada disisiku. Nenek & olot terima kasih yang tak terhingga, terima kasih telah menyayangiku dan merawatku. Terima kasih telah mendidikku sampai aku menjadi seorang gadis yg benar-benar kuat. Buat ayah, selamanya aku akan tetap merindukanmu dan aku mohon jangan pernah melupakanku. Buat malaikatku, Bg dede terima kasih atas semua bantuannya, semua tak akan semudah ini jika tanpamu. Buat adik-adikku tercinta terima kasih support nya, aku sayang kalian semua.
            Hidup ini yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengartikan Nikmat Tuhan. Walaupun terkadang berasa sangat sakit dan kita adalah satu-satunya orang yg mengalaminya, kita tidak boleh menyerah, berfikir positiflah dalam menanggapi segala sesuatu, karena sesuatu terjadi untuk sebuah alasan, kesedihan mu adalah alasan untuk kebahagiaan mu yg tertunda. Setiap kegelapan akan diakhiri dengan cahaya, dan setiap tindakan pasti akan menentukan hasil.  Allah Maha Pengasih, maka mintalah. Apapun itu!
            Cerita ini ku buat disela-sela waktu kerja ku sebagai rasa syukur dan terima kasih yang amat teramat dalam atas gelar sarjana yg aku dapatkan. Semoga memotivasi yg membaca,




Minggu, 16 Maret 2014

Impian Keliling Dunia dimulai dari Malaysia

Meskipun kami bukan anak yang terlahir dari keluarga yang berada, namun kami memiliki mimpi yang mungkin sebagian orang menganggapnya sombong, gak tau diri, meninggi, ato apalah itu. Kami bangga karena kami gak pernah peduli sama kata orang, terserah orang mw bilang apa, terserah orang nganggapnya apa, karena kami bahagia sama mimpi-mimpi itu.
Sebenernya tahun ini aku punya target ke jawa, pengen ke Jakarta liat monas, gedung putih Negara, ancol, terus ke Bandung liat kebun teh, jalan-jalan ke puncak,dan yang paling pentingnya lagi ke jogja. Satu ini nih tujuanku ke jawa yah jogja, iyah YOGYAKARTA. Liat apa ya di jogja? Apa aja deh, gatau kenapa hasyrat ini selalu ingin pergi kesana. Mungkin karena jawa yang sesungguhnya itu dijogja kali ya, ato mungkin karena jodohku ada disana?? Walah makin ngawur aja nih ngomongnya.
Ternyata nyarik tiket promo ke jogja itu susah banget, wajarlah kan masih mahasiswi. Kerja juga masih sambil-sambilan. Jadi segala keinginan harus di-skip dulu. Trus tiba-tiba temenku yang aneh satu ini nawarin ke Malaysia karena ada tiket promo Rp 440 ribu. Gilaaaa,, murah banget kann??? Itu yang saat itu kufikirkan (padahal masih buanyak tiket promo yg lebih murah) walahh kok kami dapetnya cuman yang itu yahh, tapi yoweslah yang penting udah ada.
Paspor belum diurus, si beliau itu udah pesan tiket. Takut kehabisan sih katanya. Yah aku nurut aja, selanjutnya giliranku yang buat paspor. Hebohnya buat paspor itu kerasa benget, karena dikejar deadline jadwal keberangkatan. Dan akhirnya tadaaaaaaa… selesai juga nih paspor berlaku sampai 5 tahun, aku berharap setiap lembarannya bakal ada stempel dari kantor imigrasi Negara yang berbeda ( keliling dunia loh maksudnya ) J
Sampailah pada jadwal keberangkatan yang hebohnya gak menentu di hari – H. Kegiatan yang masih seambruk-ambruk masih menuntut untuk segera dikerjakan sampai pada hari keberangkatan tiba. Itu yang membuat perjalan pertama kami ini seperti tidak ada persiapan sama sekali. Aku ingat sekali jadwal keberangkatan pertama kami itu 15 July 2013, dari Bandara Polonia Medan menuju Bandara KLCCT. Dengan semangatnya sore itu kami mempersiapkan segala sesuatunya, namun kesalahan yang paling fatal adalah kami gak sempat menukar Rupiah ke Ringgit. Dua orang yang bego tapi nekad ini bener-bener entah apa yang ada dikepalanya, bisa-bisanya keluar negeri tanpa ada memegang Mata Uang Negara yang dituju tersebut. Gilaaaaa kan??? Yah bener gila banget, dari dulu sih nih orang emang udah gila, apalagi temenku satu itu, sikap beraninya gila-gilaaaaaaannnnn.
Untunglah, (emang Negara kita ini kebanyakan untungnya) Didompet saia ada tertinggal uang ringgit untuk hiasan dompet yang diberi mama dulu sebanyak 4 ringgit aja. DAPET APA COBA RM 4??? Karena dia berani, kenapa saia harus takut. Jadi saia ikut-ikut berani juga deh, wong kalo pun terjadi sesuatu disana ada dia kok. Hanya itulah yang ada dibenakku saat itu.
Sampailah pada detik-detik keberangkatan, saia ingat kali tepat pukul 17.00 WIB jadwal keberangkatan kami yang bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan. Mamaku sempet marah-marah kenapa berangkatnya pas puasa, kan disana mau jalan-jalan kok harus bulan puasa, entar gak bisa makan ini makan itu lah. Wong salah satu bentuk wisata itukan wisata kuliner, tapi yaudalah terima aja jadwal yang udah ditentukan sama temenku yang paling aneh ini. Jadwal keberangkatan dan jadwal kepulangan semua disesuaikan sama jadwal kerjanya sehingga aku harus nurut, entah sampai kapan aku harus jadi bayang-bayangnya. Hmmmmm
Dua jam sebelum keberangkatan kami harus udah sampai ke bandara, untuk keperluan chek in dan apalah itu namanya. Buru-buru lah dia menjemput saia dikos supaya bisa naek taksi sama dari kosannya. Biar menghemat biaya katanya, hmmmmm nilah mahasiswa ekonomi, yang difikirin hanya menghemat budget. Sampai bandara dengan bodohnya terjadi kesalahan yang sangat fatal dan membuat kami terutama aku menjadi sangat malu. Kenapa hanya saia yang sangat malu? Yah karena temen saia yang aneh itu, sebagian urat malunya sudah rusak. Jadi dia cukup merasa sedikit malu. Pada saat pemberitahuan penumpang boleh masuk kedalam pesawat, dengan pede dan bangganya kami ikut dengan beberapa penumpang yang bendak berangkat juga masuk kedalam pesawat. Sih petugas yang bodoh itu ( kenapa saia bilang bodoh? Sabar, nanti anda bakalan tau sendiri) langsung mengoyak tiket kami (tanpa melihat nomor penerbangan). Dan saia yang saat itu kebagian nomor kursi 11 A langsung mencari-cari dimana letak kursi tersebut. Dan akhirnya taddddaaaaaaaaaaaaaaa dapat lah nomor kursi itu namun, namun apa??? Ternyata kursi tersebut sudah didudukkin sama orang lain, waddduhhhhhhhhhhhhhh kenapa kursi saia bisa ditempatin orang lain nihh.. apa-apaaannn??? Temen saia yang satu itu cuman bisa terdiam dan sembari saya berkata kepada wanita yang mendudukin kursi saia tersebut. “ maaf mbak, sepertinya mbak salah kursi, nih kursi saia”. (Sembari saia memperlihatkan potongan tiket saia beserta nomor kursinya) “ dan tidak mw kalah ia juga memberikan potongan tiketnya. Dan ternyata si mbak-mbak itu juga mendapatkan nomor bangku 11 A. haaaaaaaaaaaaaaaaaaa kenapa ada 2 nomor yang sama dalam satu pesawat??? Dan akhirnya keributan kecil kami diketahui oleh sang pramugari dan bertanya “ada apa mbak??” (lantas saia menjawa)b nih mbak nomor kursi 11 A nya kok ada dua ya??? Lalu pramugari itu melihat tiket kami, dan ia tersenyum dan berkata “ Maaf ya mbak, mbak pewasat selanjutnya “ TEBODOHHHHHHHH dan segera turun, begoooooooooooooooooo kaliiiiiiiii, kok bisa Nampak kali baru sekali naek pesawattt… :’(
            Keluar dari pesawat menuju ke ruang tunggu lagi, dengan rasa jengkel kulihat wajah temenku yang seperti orang gak bersalah itu. Beeeeeeeeeeeeeeeeeeeggggggooooooooooo,,,, kok bisa salahhh junooooooooooooonggggggggggggg. Dy cuman ketawa ketiwi sambil mengalihkan pembicaraan,, dan akupun gak mw berlarut dalam kesalahan begonya dia. Kan mw liburan, masak mw marah-marahan sihh.
            Terduduk lagi diruang tunggu, sambil foto-foto untuk menghabiskan waktu. dan tidak selang berapa lama, terdengar pengumuman yang menyatakan bahwa pesawat kami segera diberangkatkan. Kali ini aku yang mengecek nomor keberangkatannya, pasti gak salah lagi. Nih bener nomor pesawat yang akan kami tumpangi. Segera bergegas masuk lagi kedalam pesawat, dan BENAR! Kali ini gak salah. Waaaahhhhhh senengnya kali ini kami gak salah pesawat dan pesawat meluncurrrrrrrrrrr…. Sekarang kami berada diatas awan, namun masih senengnya menikmati berada diatas awan, eh malah sudah sampai. Ternyata dari Medan ke Kuala Lumpur itu cuman 45 menit aja. Belum puas sih berada diatasnya, tapi yaudalah gak sabar juga mw liat mama dimalaysia.
            Mama janji mw nyusul di airport KLCCT, jadi kami ngerasa sedikit aman. Sampe sana, pas waktunya buka puasa. Bayangin, kami gak bawak makanan apa-apa. Boro-boro makanan, air setetespun gak ada dibawa. Karena sebelumnya dia bilang katanya didalam pesawat gak bole bawak cairan, padahal nonsense itu!
            Udalah gak bawak makanan, gak bawak minuman, gak bawak uang ringgit lagi. Dimana tempat menukar uang ringgittttt????? Tebodoh lagiii, lagian temenku yang aneh ini juga bilang katanya rugi kalo nukarin uang dibandara. Entah teori dari mana, entah bener ato gak, gatau kenapa aku nurut aja apa kata dia, percaya aja sama semua yang dibilang dia. Akunya kali yah yang begooo????
            “ Lapeerrrr juuunnnnn,,,” rengekanku sama junong, tapi dy malah bilang, “ untuk membatalkan puasa kita put, jilat ujung jari telunjuk dengan lidah (sambil mempraktekkannya) aku tebodoh lagi, tapi lagi2 aku nurut aja yang dy bilang. Segera ku jilat juga ujung jari telunjukku, (asin) L
            Handphone dalam keadaan yang gak jelas, karena sekarang kami udah berada dimalaysia, tapi kartu kami masih kartu telkomsel. Lantas kami bingung harus berbuat apa, akhirnya kami hanya bisa menunggu. Namun setelah beberapa menit menunggu perasaan resah dan gelisah itu datang, dan akhirnya dengan kemampuan bahasa inggris yang pas-pasan temenku yang bodoh ini bertanya sama seorang bule untuk meminta pertolongan namun ditolak. Takut kena penipuan kali tuh bulee yaa. Tampang kami kan orang yang baek-baek L
            Akhirnya kami memutuskan untuk keliling bandara untuk mencari sesuatu, dan akhirnya tadaaaaaaaaa kami mendapat pertolongan berupa pinjaman handphone dari seseorang mahasiswa Australia asal brunei Darussalam. Yang  ada difikiran saya saat itu adalah kok masih ada yah orang baek dibandara ;). Kalo gak salah namanya zefri, maklumlah nih tulisan dibuat udah sangat lama semenjak kami balik. Sibuk kuliah soalnya jadi baru sempat nulis sekarang.
            Bukan Cuma tumpangan telpon, tadinya dia juga mau memberi kami beberapa ringgit. Gilaaa aja yah kami tolak lah, walaupun dalam hati sangat kelaparan L. Selang beberapa menit, akhirnya mama ku tercinta beserta bude dan pakde ku nyampe juga ke bandara. Ooooooo Tuhan akhirnya berakhir juga penderitaan kami.
            Malaysia memang bukan Negara yang mewah yang bisa dibangga-banggakan oleh setiap orang yang baru pulang dari luar negri. Malah orang-orang nganggapnya kita mau jadi TKI kalo ditanyak mau kemana. Padahalkan mau liburan L. Tapi setidaknya aku merasakan suasana yang beda saat berada disana, walaupun aku belum pernah ke Jakarta, namun dari gambaran yang sering aku lihat Kuala Lumpur lebih menarik daripada Jakarta. Bukan tidak mencintai Negara sendiri, namun itulah adanya. Kuala lumpur tertata sangat rapi, gak ada sampah yang berserakan, gak ada pengamen jalanan maupun pengemis. Dengan melihat Malaysia, aku sudah mulai ngerasa bahwa betapa dunia ini sangat luas dan indah. Dengan pergi kemalaysia, aku ngerasa liburan ke luar negri bukanlah sesuatu yang tidak mungkin lagi untuk orang-orang seperti akku. Dengan pergi ke Malaysia, aku tau bagaimana sesungguhnya pekerjaan bundaku selama ini. Aku berharap Malaysia adalah Negara pertama yang aku kunjungi di Masa Studi S1 ku, dan setelah aku wisuda nanti akku punya mimpi untuk pergi ke Negara-negara lainnya. Aku pengen ngeliat Korea, Thailand, Jepang, Hongkong, New Zealand, California, UK, dan semua Negara-negara hebat didunia. Dan yang paling penting aku ingin pergi ke Makkah bersama keluarga besarku nanti J
Aamiin . . .


Wisuda Yang Tertunda . . .

Oleh Puput Pratiwi

Terkadang orang-orang hanya bisa berbicara tanpa harus tahu dan faham apa yang sedang kita jalani dan rasakan. Kesalahan ini terlihat bodoh di mata orang, namun bagiku hal ini lumrah. Aku juga tak menginginkannya dan tak mau ini terjadi.
Saat ini aku sedang menghadapi masalah yang aku pun gak mengerti kenapa terlihat begitu berat, padahal jika dibandingkan dengan segudang masalah yang aku hadapi selama ini terlihat tak seberapa. Apa mungkin karena aku menyesali sikap bodohku yang terlalu ini?
Kalau bisa cepat, kenapa harus lama? Itulah yang ada dibenakku saat itu, aku ingin segera menyelesaikan studi S1 ku ini. Aku ingin segera mencari kerja, aku ingin segera mapan agar aku bisa membantu menyatukan keluarga yang sangat berantakan ini. Namun aku terjebak, kerja paruh waktuku yang selama ini kuanggap sangat membantuku ternyata harus dijadikan alasan keterlambatan pembayaran SPP ku. Sebenarnya aku juga tak ingin menyebutnya sebagai alasan, namun memang inilah adanya.
Hari itu aku ingat sekali, terakhir pembayaran SPP tanggal 31 Januari. Kebiasaan lamaku terulang, dan berhubung uang dikirim juga diakhir. Namun karena jadwal kerja paruh waktuku yang saat itu lagi padat, aku tertipu oleh tanggal 31 itu. Karena dikamar kos gak ada yang namanya kalender, sungguh aku gak tau kalau tanggal itu adalah perayaan Imlek alias tanggal merah. Aku berencana membayarnya tanggal 30, namun karena pada saat itu sudah pukul 02.00 siang, yang rencananya sekalian pergi kerja, aku mendapatkan nomor antrian 230 padahal nomor yang dipanggil baru 201. Karena aku anggap masih ada tanggal 31, lantas aku tinggalkan bank dan dengan rasa tak berdosa langsung pergi kerja yang saat itu acara yang harus dihandle adalah acara imlek. Bias kalian bayangkan betapa bodohnya aku saat itu yang masih belum bias berfikir kalo tanggal 31 bank sudah pasti tutup!
Alasan konyol, inilah yang harus aku jelaskan kepada teman-teman kuliahku. Berbagai macam reaksi yang aku dapatkan, dari mulai rasa kasihan sampai tertawaan. Aku mencoba untuk menanggapinya dengan santai, namun aku harus bias nerima kenyataan kalau aku tidak bias sidang yang artinya target wisuda bulan 5 ku juga harus ikut tertunda. Sakit sudah pasti, wisuda bulan 5 sudah menjadi target awalku ketika pertama aku kuliah, harapan juga bagi keluargaku karena mereka eramat sangat ingin mengadakan pesta keluarga untuk wisuda ku karena hanya akulah yang kuliah pada saat itu.
Tapi aku yakin, walaupun ini terllihat bodoh dan konyolnya diriku, semua juga karena kehendak Allah SWT. Tiada satupun kejadian dimuka bumi ini yang tidak atas dasar ijin-Nya. Dia pasti memiliki alas an kenapa aku harus menunda wisuda ku, aku yakin dan sangat yakin rencana itu akan terlihat indah nantinya. Walaupun kata-kata ini terlihat menghibur diri sendiri, namun aku percaya semua akan indah. Walau saat ini terlihat gelap, pasti ada cahaya didepan sana. Yang harus aku lakukan adalah melanjutkan kegiatanku, aku harus bisa membantu menyekolahkan adik-adikku.
Bunda,

Maaf aku berbohong atas alasan penundaan wisudaku, maafkan aku bunda sedikitpun aku tak berniat untuk menyakiti hatimu. Aku harap alasan itu adalah alasan yang paling tepat agar engkau tak kehilangan semangat untuk membiayai kuliahku. Aku janji bunda, aku aku menceritakan yang sebenarnya kepadamu, aku janji akan menjadi seperti yang kau mau, maafkan aku bunda atas kesalahaku, aku mencintaimu . . .

Selasa, 14 Januari 2014

Kehidupan yang Harus Aku Jalani


Oleh Puput Pratiwi

            Masalah ini seakan tak akan pernah berakhir, semakin hari bukan semakin habis malah semakin banyak. Yah setiap orang pasti punya masalah, aku juga gak menganggap masalah ini special hanya untukku, aku juga gak pernah berfikir bahwa aku adalah satu-satunya manusia yang diberi cobaan seberat ini. Walau bagaimanapun masih banyak orang-orang diluar sana yang harus menghadapi kehidupan yang lebih gelap dari kehidupanku. Aku hanya melihat keatas, betapa sempurnanya kehidupan mereka dengan keluarga yang harmonis dan lengkap, sungguh bukanya aku tidak bersyukur. Aku sangat bersyukur dengan apa yang kumiliki saat ini, aku bersyukur dilahirkan dengan keadaan keluarga seperti ini. Sebenarnya aku hanya sedikit iri, dengan kehidupan teman-temanku, Maafkan aku Tuhan, hamba selalu lemah dalam hal ini.
            Mereka selalu menyimpulkan bahwa aku wanita yang sangat kuat, padahal sebenarnya aku adalah wanita yang lemah, aku selalu rapuh, aku sering terjatuh, aku sering menangis, dan aku sering berfikir untuk menyerah untuk menjalani hidup apa adanya. Aku gak tau, akan menjadi manusia seperti apa nantinya diriku ini. Terkadang aku merasa sangat lemah, namun terkadang juga aku ngerasa sangat kuat. Apa yang aku mimpikan, apa yang aku ingin lakukan, bahkan aku tidak tahu lagi. Saat ini aku hanya menjalani apa yang ada didepanku. Hari ini aku berfikir untuk besok, besok aku berfikir untuk lusa, dan lusa aku berfikir untuk hari berikutnya lagi, begitu seterusnya.
            Menyatukan keluarga layaknya mimpiku dulu, sepertinya sudah harus ku kubur dalam-dalam. Sampai saat ini aku belum bisa melakukan apa-apa untuk keluargaku. Sungguh aku gak tau apa harus aku lakukan sekarang. Semua berantakan, semua seakan berakhir saat ini.
            Hari ini aku mendengar kabar yang gak ingin aku dengar, seakan dunia runtuh dihadapanku. Hari ini aku harus mendengar kalo adikku harus mengalami hal yang sama seperti yang dialami mamaku dulu, hancur sudah semua harapan ini. Harapan untuk menyatukan keluarga ini, semangatku runtuh, dan bumi seakan berhenti berputar.
            Tuhan, aku yakin kehidupan yang Engkau berikan ini adalah kehidupan yang terbaik untukku. Aku mohon Tuhan, jangan biarkan aku menyerah sedikitpun, beri aku kekuatan untuk bisa menghadapinya dengan damai. Tuhan . . . Aku Mencintai-Mu 

Senin, 18 November 2013

Surat untuk Ayah



            Dulu waktu aku masih kecil, aku gak pernah mengenal sosok ayah. Aku gak tau ayah itu siapa, ayah harusnya bersikap seperti apa, ayah berperan sebagai apa, dan ayah harus tinggal bersama siapa. Anak kecil yang masih ingusan itu Cuma tau bahwa hidup ini hanya permainan, yang penting bisa makan dan jajan. Gak pernah ngerasa adanya masalah, masalah itu ada hanya ketika nenek ato olot marah karena tingkah nakalnya sebagai anak ingusan.
            Gedean dikit aku baru tau, kalo dirumah itu seharusnya ada ayah dan bunda. Yang pada saat itu aku ngerasa bahwa aku memiliki keduanya Cuma namanya aja yang sedikit berbeda nenek dan olot. Mereka yang selalu mengurusi aku, membiayai aku, yah aku anggap mereka orang tuaku. Sosok bunda emang sudah ada sejak dulu, namun bunda hanya menjadi bayang-bayang mereka. Bunda punya kehidupan sendiri pada saat itu, bunda hanya datang dan pergi sesekali. Namun anak SD ini belum terlalu faham akan masalah. Selagi ada makanan dan jajan, hidup ini indah…
            Beranjak remaja, aku baru ngerasa, bahwa hidupku sungguh tidak lengkap. Aku ngerasa butuh sosok ayah. Memang sih, ada olot. Tapi olot bukan ayah, olot cuman seorang kakek yang berpura-pura sebagai ayah. Olot terlalu kaku dan disegani, aku ngerasa sangat butuh ayah. Remaja ini, ingin duduk dipelukan ayah. Pengen bertanya, sebenernya lelaki itu seperti apa sih? Apa harus seperti ayah? Karena temen-temen disekolah pada bilang bahwa mereka ingin mendapatkan lelaki seperti sosok ayahnya. Mereka selalu memuji-muji ayahnya, mereka selalu cerita penuh bangga tentang ayahnya. Aku sangat senang mendengar cerita mereka, betapa bangganya mereka punya sosok ayah yang mereka inginkan.
            Ayahku? Sungguh, sedikitpun aku gak tau tentang ayah. Aku gak tau ayah seperti apa, dan aku juga gak tau apa yang bisa aku banggakan dari ayah supaya bisa aku ceritakan kepada teman-temanku. Setelah dewasa aku baru faham segalanya, aku baru tau bahwa aku ada didunia ini itu salah satunya karena ada ayah dan bunda. Namun kenapa ayah gak pernah ada di kehidupanku? Sejak lahir, jadi anak ingusan, beranjak remaja, bahkan sampai dewasa, aku gak pernah tau alasannya kenapa ayah gak pernah ada disampingku. Aku hanya tau ceritanya, gak pernah tau gimana sikapnya, isi hatinya, bahkan aku gak tau apa dia pernah sayang kepadaku sebagai putrinya.
            Entah siapapun engkau, ayah sungguh betapa aku sangat mencintaimu. Dari dulu hingga kapanpun aku sangat merindukkanmu. Aku ingin berada dipelukan hangatmu, aku ingin belaian sayangmu. Ayah entah apapun alasan itu, aku ini adalah putrimu, didalam tubuhku mengalir darahmu, wajah ini adalah cerminan rupamu. Sebegitu burukkah aku dimatamu sehingga aku gak pantas hidup bersamamu. Ayah jika memang dunia tak menginginkan kita untuk bisa tinggal bersama, aku akan berdo’a semoga kita bisa tinggal di syurga kelak. Aku hanya ingin bersama ayah, ingin sekali. Aku ingin ayah mengakuiku kalau aku ini anak ayah, anak kebanggaan ayah. Ayah meskipun ada benci dihati ini, namun sungguh benci itu terkalahkan oleh rasa rinduku kepadamu. Setiap kali aku terbangun, aku sering menangis. Aku menangis karena aku harus sadar bahwa semua ini nyata, kenyataan yang harus aku terima bahwa aku harus menjalani hidup yang sangat panjang dan melelahkan ini tanpa sosokmu.
            Ayah, aku selalu berdo’a untuk kesehatanmu, kemurahan rezkimu, kebahagiaanmu bersama orang-orang yang engkau cintai disana. Maafkan aku jika sesekali aku merasa iri, maafkan aku jika sesekali aku merasa benci, maafkan aku jika sesekali aku ngerasa dendam. Ketahuilah ayah, dari dulu aku sangat berharap kehadiranmu,  ayah maafkan aku, yang tak membanggakanmu didepan teman-temanku, maafkan aku karena aku sangat tidak ingin mendapatkan lelaki seperti sosokmu seperti yang dikatakan oleh teman-temanku. Bukan karena benci, namun karena aku tak ingin anakku nanti merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan.
            Ayah surat ini aku buat untukmu menjelang hari graduationku, aku berharap setelah ini aku bisa hidup seperti mereka. Menjadi keluarga kecil dengan sosok ayah yang bertanggung jawab bagi anak-anakku nanti. Do’akan ya yah, aku tak ingin berlama-lama. Aku ingin merasakan hangatnya dekapan keluarga. 

Sabtu, 02 November 2013

My Feeling


Oleh Puput Pratiwi

Bagiku, gak ada yang lebih indah dari hidup ini selain bisa bersama menjalani hidup dengan orang kita cintai dan juga mencintai kita. Terkadang aku masih bingung sama diriku sendiri, apa yang aku mau pun aku gak bisa mengatakannya. Entah mungkin aku terlalu munafik untuk mengatakannya karena gengsi atau apalah. Tak jarang rasanya hati ini merasa sepi bahkan hampa, berharap datangnya sang Pangeran Hati yang tau apa yang aku mau.
Bukan Cuma aku, orang-orang disekitarku juga masih sering bingung, mereka menggagap kesendirianku ini karena pemikiranku yang terlalu keras. Padahal jika mereka tau, aku hanya berusaha untuk menemukan yang terbaik. Aku gak mau salah milih seperti mamaku. Mungkin karena pengalaman mama yang begitu menyakitkan membuat pemikiranku terlalu keras. Bahkan aku sampai takut untuk bisa mengenal lelaki.
Sampai sekarang bahkan aku gak tau jatuh cinta itu seperti apa, yang aku tau aku pernah suka dengan karakter seseorang yang rasanya indah sekali hidup ini jika seseorang itu juga suka dengan karakterku. Tapi sayang, semua orang yang aku suka bersikap dingin. Aku  juga bingung kenapa aku selalu suka dengan lelaki bersikap dingin, sehingga gak ada jalan untuk bisa lebih mengenalnya. Bagiku lelaki dengan karakter seperti itu keliatan lebih atraktif dan susah ditebak maunya apa. Ya mungkin juga mereka bersikap dingin cuman sama aku aja kali ya, karena mereka juga gak suka denganku. Bukannya salah satu ciri seseorang yang tidak suka dengan kita itu bersikap dingin ya???
Aku pernah suka dengan seseorang karena ketaatannya dalam beribadah, aku pernah suka dengan seseorang karena suaranya yang manja dan kecerdasannya, aku juga pernah suka dengan seseorang karena logat bicara dan pendidikannya. Tapi aku gak pernah suka dengan seseorang karena tanpa alasan. Kalau orang bilang bahwa cinta itu datang dengan sendirinya tanpa perlu alasan, maka yah sampai segede ini aku belum pernah jatuh cinta donk? Tapi ada satu hal yang aku gak mengerti, kenapa aku selalu sedih jika tau bahwa orang yang aku suka tersebut ternyata sudah mempunyai kekasih. Jadi intinya aku belum faham mengenai teori cinta.
Sekarang usiaku uda 20 jalan 21, udah segede ini aku belum tau apa yang harus aku lakukan kedepannya untuk kehidupan cintaku. Mungkin untuk hal yang satu ini semuanya aku ikutin arus, seperti air yang mengalir. Dia mau mengalir entah kemana aku hanya bisa nurut. Mungkin benar kata mereka, kalau aku terlalu menginginkan seseorang yang sempurna, padahal aku hanya seperti ini. Aku sadar kok sama semua kekurangan aku, aku juga sadar sama kemampuanku, aku sadar kalau aku gak cantik, gak pinter, gak soleha, gak bisa masak, gak pinter ngomong. Aku sadar sama semua itu, namun apa karena kekurangku yang sebanyak itu membuatku harus mendapatkan orang yang seadanya? Aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, apa aku gak pantas mendapatkan seseorang yang sedang berusaha seperti itu juga?
Terkadang juga mungkin karena aku terlalu pendiam, pergaulannya terlalu sempit, susah untuk mengenal orang-orang baru, cuek sama sekitar, yang buat aku belum menemukan seseorang yang aku mau? Yang jadi pertayaan adalah apakah aku yang harus menemukan? Bukankan seseorang itu yang harus menemukanku? Bukankah wanita itu tercipta dari tulang rusuk pria yang bengkok, yang punya tulang rusuk kan si pria, jadi yang seharusnya mencari yah si pria, wanita hanya tinggal menunggu pria itu datang dan berkata engkaulah tulang rusukku yang bengkok tersebut.
Sampai pada akhirnya aku berfikir, aku ingin dijodohkan aja. Mungkin dengan dijodohkan aku tidak perlu terlalu berfikir panjang untuk memilih, hanya bilang mau atau enggak. Selebihnya cuman bisa berikhtiar dan istiqharah. Entah siapapun seseorang yang tulang rusuknya ada didalam tubuhku ini, aku Cuma merasa yakin bahwa dia bukan orang yang sembarangan, dia bukan pria biasa, dia pasti seseorang yang istimewa, dia juga pasti berwibawa, dia penyayang wanita, dia orang yang sangat peduli dengan lingkungan sekitar apalagi keluarga, dia bermimpi besar, dia pekerja keras untuk membahagiakan keluarganya, dan yang pasti dia pria yang sholeh dan yang bisa membuatku menjadi istrinya yang sholeha, dan dia juga pasti setia, dan siapakah dia?
Tunggu postingan selanjutnya, kisah pertemuan kami nanti akan menjadi postingan yang special di blog ini, J