Galery

Kamis, 04 Juli 2013

Malaikat Tanpa Sayap itu Sebutannya Bang Dede


Oleh Puput Pratiwi
Dulu aku masih bingung sebenarnya malaikat tanpa sayap itu maksudnya gimana sih? Mungkin karena aku belum pernah melihat malaikat ato mungkin karena aku yang terlalu bodoh ya? Tapi ngedenger lagu yang berjudul Malaikat Juga Tahu nya Dewi Lestari yang sepengal liriknya :
Namun tak kau lihat
  Terkadang Malaikat
  Tak bersayap, tak cemerlang, tak Rupawan . . . “
Aku jadi ngerti apa maksud malaikat tanpa sayap, ternyata ia adalah manusia yang kita ibaratkan sebagai malaikat karena ketulusannya membuat kita sadar bahwa manusia juga bisa menjadi malaikat.
Manusia yang menjadi malaikat dihidupku adalah bang dede. Mungkin beliau tidak sadar bahwa beliau telah menjadi malaikatku. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah melupakan ketulusannya padaku. Mungkin sebagian orang akan berfikir bahwa aku terlalu berlebihan memuji orang ini, dan mungkin sebagian orang lagi malah berfikir kenapa bukan ayah ato bundanya yang menjadi malaikat?
Aku bukan bermaksud untuk melebih-lebihkan orang ini dan aku juga tidak bermaksud memuji-muji orang ini lebih dari orang tuaku. Ini adalah diluar dari Allah SWT, Ayah, Bunda, Nenek & Olot. Mungkin sebagian lagi bertanya memangnya bang dede’ itu siapanya puput sih?
Beliau bukan siapa-siapa, bukan sanak saudara, bukan pacar, bukan teman, bukan siapa pun lah. Beliau hanya seseorang yang baru aku kenal semenjak aku PKL (Praktek Kerja Lapangan) sewaktu SMK disalah satu perusahaan swasta di Kota Medan. Beliau memang bukan siapa-siapa bagiku dari sebelumnya namun sekarang beliau telah menjadi malaikatku.
Terkadang aku berfikir bahwa beliau adalah malaikat yang diutus Allah untuk memperbaiki kehidupanku. Beliau sangat banyak membantuku tanpa meminta balasan sedikitpun. Beliau yang membuatku yakin akan kemampuanku, beliau yang membuka pola fikirku untuk kuliah walaupun pada saat itu aku hanya bercita-cita tamat SMK dan bisa bekerja hanya untuk melangsungkan hidup. Beliau juga yakin bahwa aku bisa kuliah walaupun pada saat itu kuliah sangat jauh dari fikiranku, maklum karena aku hanyalah gadis kampung yang hidup dalam keterbatasan. Namun beliau berhasi meyakinkanku bahwa untuk kuliah bukanlah uang yang pertama kali diperlukan namun niat dan tekad.
Aku sampai gak bisa membayangkan jikakalau pada saat itu aku gak mengenalnya, entah akan seperti apa aku sekarang. Memang sekarang aku belum menjadi siapa-siapa seperti yang mereka inginkan, namun sungguh aku merasa jauh lebih baik daripada kondisiku yang dulu. Setidaknya pola fikirku telah terbuka dan aku sudah berani bermimpi.
Aku juga gak tau apa nantinya aku bisa membalas semua jasanya ini, namun sungguh sedetikpun hingga saat ini aku tidak pernah melupakan ketulusannya membantuku. Bagiku beliau lebih dari sekedar ayah, lebih dari sekedar sanak saudara, dan lebih dari sekedar sahabat. Beliau adalah malaikatku, Malaikat Tanpa Sayap bagiku . . .
Buat bang dede’, Beribu terimakasipun tidak akan cukup untuk membalas semua ketulusanmu. Aku hanya bisa berdo’a semoga Bang Dede’ dan keluarga selalu dalam lindungan-Nya…
Aamiin J

Rabu, 03 Juli 2013

Ketika Telah Tiada


Oleh Puput Pratiwi
Baru aja baca blog orang yang sama sekali gak pernah aku kenal namun begitu menginspirasi. Awalnya aku hanya membaca blog dari salah satu orang yang aku kenal dan karena penasaran dengannya sehingga semua tulisan yang ada diblognya ludes terbaca semua. Namun, aku terpaku pada satu tulisannya yang berjudul “ Hidup dan Mati Hanya Milik Allah SWT “. Diparagraf pertama tulisannya mungkin semua orang bakal menyangka bahwa tulisan tersebut sangat tidak nyambung dengan isinya karena hanya menceritakan tentang Wordpress & Blogspot. Namun ternyata tulisan yang ia buat juga karena inspirasi dari seseorang yang bahkan ia  juga tidak mengenalnya namanya Ferian Nur Hidayah.
Setelah selesai membaca barulah aku mengerti maksud dari tulisan tersebut, karena ternyata dari hasil googling mengenai “ Wordpress vs Blogspot “ ia mendapatkan blog kak Ferian. Dari tulisannya aku tau bahwa ternyata kak ferian telah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu karena mengidap tumor otak.
Tertarik dengan kisahnya, lantas aku langsung membuka linknya, sungguh menginspirasi. Ternyata hanya dari tulisan kita bisa menginspirasi orang lain bahkan yang tidak mengenal kita sama sekali. Ketegarannya dalam menahan rasa sakit,  menahan larangan makanan, sampai harus meminum obat 40 butir per harinya membuat hatiku bergetir. Sungguh kalau saja hal tersebut terjadi kepadakupun aku tidak yakin bisa setegar beliau.
Aku juga baru sadar ternyata setelah kita tiada, tulisan lewat blog maupun jejaring social akan ramai dilihat banyak orang. sama halnya seperti orang-orang terkenal yang telah meninggal, akan lebih menggema kabarnya saat mereka telah tiada maka ditelevisipun langsung membuat program “ In Memory “.
Terlahir sebagai manusia yang berfikir menjalar kemana-mana, akupun langsung bertanya pada diri sendiri ketika nanti aku telah tiada kira-kira tulisanku yang gak seberapa ini bisa menginspirasi orang lain ato enggak ya? Terus kira-kira nantinya blog dan jejaring sosialku banyak dikunjungi orang-orang nggak ya? Terus kira-kira nantinya yang menjadi tulisan terakhirku apa ya? Lho kok sampek kesana sih pertanyaannya? Ya kan tadi udah dibilang nih orang adalah manusia yang selalu berfikir kemana-mana :D
Bagaimanapun suatu saat kita bakalan tiada, aku juga gak tau sampai kapan usiaku ini. Entah sampai besok, lusa, lusanya lagi ato entahlah… aku hanya bisa berbuat apa yang bisa aku buat sekarang. Aku hanya bisa mohon maaf atas semua kesalahan dan kesilapan yang pernah aku perbuat dari mulai ucapan, tindakan, sindiran, hinaan, gosipan, dll karena sungguh aku sangat menyadari bahwa aku hanya manusia yang sampai kapanpun akan membuat kesalahan dan sampai kapanpun tidak akan bisa sempurna.
Aku juga pengen ngucapin terima kasih,
Buat bunda, terimakasih banyak telah memberikan kesempatan untuk bisa hidup didunia ini walaupun kehadiranku menjadi masalah dan beban yang sangat besar. Engkau adalah anugerah, engkau adalah keindahan, engkau adalah pelangi yang aku punya didunia ini.
Buat nenek & olot (kakek dalam bahasa banten) yang telah merawat dan membesarkanku hingga aku sebesar ini, yang sampai kapanpun tidak akan pernah bisa terbalas jasanya. Terima kasih juga nasihat-nasihat dan sindirannya walaupun aku sering sakit mendengarnya namun aku faham itu karena kalian sayang kepadaku.
Buat ayah, terimakasih telah mengajarkan kemandirian terhadapku. Maaf kalau terkadang aku sering merasa bahwa kau tidak sayang kepadaku. Sungguh aku mengerti tentang keadaanmu, aku yakin engkau sangat menyayangiku. Terimakasih telah memberikan kehidupan yang sangat berarti, mesti terkadang sedih menjalaninya tanpamu namun aku sadar bahwa ini adalah kehidupan yang terbaik untukku.
Buat adik-adikku tercinta, sungguh walaupun kita tidak sedarah, namun kita satu kandungan. Kita lahir dari rahim bunda yang sama, walau wajah kita terlihat berbeda namun kalian tetap adik-adikku. Maaf kalau selama ini aku sering bicara kasar terhadap kalian, sungguh aku ingin membuat kalian semua menjadi hebat dan berguna.
Buat semua sahabat dan teman-temanku terima kasih telah memberikan warna dihidupku, meski aku sering asal bicara tanpa memikirkan perasaan kalian sungguh aku sangat menyesalinya. Aku minta maaf sebanyak-banyaknya karena sekali lagi aku hanya manusia yang sampai kapanpun akan berbuat kesalahan.
Mumpung ingat dan kita tidak akan pernah tau kapan kita akan tiada, maka hari ini aku menyatakan mohon maaf sebesar-besarnya.
Terimakasih untuk semuanya, maaf kalau aku belum bisa berbuat banyak…
" Sungguh hidup ini sangat indah namun akan tetap berakhir . . . "

Wassalam

Senin, 01 Juli 2013

Motivasi ato Beban


Menjadi anak pertama membuatku sadar betapa pentingnya keberhasilanku bagi adik-adikku, karena bagi kami ketika anak pertama bisa sukses maka kesuksesannya akan menghantarkan adik-adiknya menjadi sukses juga. Terkadang hal tersebut dapat menjadi motivasi tersendiri untukku karena betapa bangganya aku bisa menjadi contoh untuk adik-adikku, namun dilain sisi hal tersebut dapat pula menjadi beban, beban yang sangat berat karena kegagalanku juga berarti kegagalan adik-adikku.
Bagiku sukses itu harga mati dan gak bisa ditawar-tawar. Namun batas dimana seseorang itu dikatakan suksespun aku belum tahu. Yang aku tahu sukses itu adalah dimana kita bisa berhasil membuat orang-orang disekiliing kita bangga terhadap prestasi yang kita capai, simple kan? Hanya dengan membuat orang lain bangga terhadap kita maka kita sudah dapat dikatakan sukses. Itu hanya menurutku, karena hidupku akan kupergunagakan untuk membuat orang disekililingku bangga dan bahagia.
Aku sempat sedih karena salah satu adikku telah putus sekolah dengan alasan ia lebih memilih kerja daripada sekolah. Aku kira usahaku ini pasti bakal sia-sia karena yang ku perjuangkanpun ternyata sudah menyerah. Namun aku sadar, kegagalannya belum berarti kegagalan untuk adik-adikku selanjutnya. Aku langsung membuka mata dan ternyata masih banyak yang bisa aku lakukan dan masih banyak adik-adikku yang masih bisa aku bimbing. Aku bukan merasa sok hebat ato sok menjadi pahlawan keluarga namun aku hanya ingin melakukan yang bisa aku lakukan.
Kami memang hidup dalam keadaan keluarga yang tidak sempurna, mendengar kata “ broken home “ saja sudah membuat sebagian orang langsung berfikiran negative. Itulah yang kami alami, aku dan ke-5 adikku hidup dalam keluarga yang tidak utuh. Bahkan sekalipun sampai detik ini kami belum pernah bisa berkumpul semua. Terkadang hidup dalam keadaan seperti ini membuatku merasa minder dan jatuh, karena tak jarang aku direndahkan karena status keluargaku yang demikian. Namun jka aku berfikir sehat ternyata aku sama sekali tidak bersalah untuk hal ini, aku tidak pernah memilih untuk dilahirkan dalam keadaan keluarga yang seperti ini. Walau sesekali aku jatuh namun aku bersyukur bisa bangkit lagi, dan yah akal sehatlah yang dapat membangkitkanku kembali.